Dinkes Kota Malang Sidak Pasar Takjil, Begini Hasil Uji Sampel Makanan

Kepala Dinkes Kota Malang, dr. Husnul Muarif, memaparkan hasil uji sampel makanan dan minuman dari sidak pasar takjil. (ws13) - Dinkes Kota Malang Sidak Pasar Takjil, Begini Hasil Uji Sampel Makanan
Kepala Dinkes Kota Malang, dr. Husnul Muarif, memaparkan hasil uji sampel makanan dan minuman dari sidak pasar takjil. (ws13)

Malang, SERU.co.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang telah melakukan sidak di beberapa pasar takjil. Setelah dilakukan pengujian, Dinkes Kota Malang memaparkan hasil uji sampel makanan.

Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif mengungkapkan, pihaknya telah melakukan sidak di 13 pasar takjil se-Kota Malang. Ia mencontohkan, pasar takjil di Jalan Surabaya, Sulfat, Sawojajar hingga terminal Mulyorejo menjadi sasaran sidak.

Bacaan Lainnya

“Dari 13 titik itu ada 33 warung, bedak atau gerai yang disidak untuk inspeksi kesehatan lingkungan. Hasilnya semua memenuhi syarat untuk tempat menjajakan makanan dan minuman,” seru Husnul saat dikonfirmasi SERU.co.id via telepon, Jumat (7/3/2025).

Husnul menjelaskan, terdapat beberapa kriteria dalam inspeksi kesehatan lingkungan, misalnya, dilihat dari tempat pembuangan sampah, tempat cuci piring dan lain-lain. Selain itu, pihaknya juga melakukan uji sampling makanan dan minuman yang beredar di Pasar Takjil.

Dalam uji sampling tersebut, dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mendeteksi kontaminasi bakteri e-coli. Husnul mengatakan, ada 25 sampel yang diambil dari 13 titik sidak.

“Hasilnya, 18 sampel memenuhi syarat (layak dikonsumsi, red). Sedangkan 7 sampel lainnya tidak memenuhi syarat. Jenis makanan yang tidak memenuhi syarat, kebanyakan adalah makanan mengandung protein dan berkuah,” paparnya.

Husnul mencontohkan, sampel makanan yang mengandung protein dan berkuah, seperti siomay, cilok, tahu gejrot dan lain-lain. Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan sampel makanan tidak memenuhi syarat pangan.

“Pertama, faktor tempat memasak, proses memasak sampai proses penyajiannya. Yang kedua, faktor higienis per orang penjualnya,” tuturnya.

Ilustrasi salah satu makanan di Pasar Takjil. (ist) - Dinkes Kota Malang Sidak Pasar Takjil, Begini Hasil Uji Sampel Makanan
Ilustrasi salah satu makanan di Pasar Takjil. (ist)

Selanjutnya, faktor ketiga yaitu peralatan yang dipakai saat membuat atau mengolah makanan. Sedangkan faktor keempat, bahan yang dipilih pada saat membuat makanan.

Lebih lanjut, Husnul mengatakan, pihaknya mengambil 22 sampel makanan dan minuman untuk dilakukan pengujian BTM (Bahan Tambahan Makanan). Bahan tambahan makanan yang diperiksa, yaitu kandungan formalin atau pengawet dan boraks.

“Alhamdulillah, tidak ditemukan kandungan formalin dan boraks dalam sampel makanan atau minuman yang mengandung formalin. Berikutnya kami mengambil 25 sampel lain untuk menguji kandungan pewarna merah atau Rodamin B. Hasilnya kedua sampel mengandung Rodamin B, yaitu pada jenis minuman es blewah,” ujarnya.

Husnul menambahkan, pihaknya juga mengambil 11 sampel makanan untuk diperiksa kandungan pewarna kuning atau metanil yellow. Setelah dilakukan pengujian, satu makanan berupa cenil terdeteksi mengandung metanil yellow.

“Tindak lanjut Dinkes Kota Malang beserta jajaran dalam hal ini puskesmas, akan melakukan edukasi kepada para penjual makanan dan pembeli. Kami juga melakukan pemantauan di titik pasar takjil yang lain, khususnya pasar-pasar takjil yang ramai pengunjung,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Malang drg Muhammad Zamroni menjelaskan, pihaknya setiap tahun rutin melakukan sidak. Hal itu dilakukan untuk menguji kelayakan pangan dari makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat.

“Pelaksanaannya kami serahkan kepada puskesmas-puskesmas terdekat. Biasanya, waktu pelaksanaan juga dijadwalkan Puskemas,” pungkasnya. (ws13/rhd)

disclaimer

Pos terkait