Was-was Launching Musik Video ‘Pelukan Kacau Damai Perang’

Was-was Launching Musik Video 'Pelukan Kacau Damai Perang’
Was-was launching musik video 'Pelukan Kacau Damai Perang’. (ist)

Malang, SERU.co.id – Was-Was (Was2x) launching ‘Pelukan Kacau Damai Perang’ Music Video Premiere Screening dari Project Kadang-Kadang Circus. Bertempat di Pena Hitam Art Space, Jalan Raya Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Salah satu personel Was2x, Uyab menyampaikan, skrining ini diinsiasi atas kritikan sosial era 2023 yang terjadi di lingkup sosial. Namun tak pernah dilirik oleh khalayak umum.

Baca juga: HUT Diecast Malang Raya Gelar Pameran Mobil-mobilan

“Bermula dari ledakan keluh kesah akan kritikan sosial dan isu isu terhadap era 2023. Serta ocehan dari beberapa khalayak yang kami rangkul, ini sebagian kecil dari kemarahan, cinta hingga peperangan. Mengenai isu-isu hingga suatu hal yang tak pernah dilirik dan penting untuk disuarakan,” seru Uyab.

Menurut Uyab, musik video skrining ini berbekal dari tulisan dan puisi-puisi karyanya. Diimplemetasikan ke dalam sebuah project, yakni Project Kadang-kadang Circus, Jumat (22/12/2023).

Baca juga: Malang Graffiti Movement: Grafiti Tidak Selalu Tentang Vandalisme

“Dengan mengimplementasikan beberapa tulisan serta puisi-puisi karya kami. Project kadang kadang circus ini,” ujar Uyab.

Tersuntik oleh dentuman Punk Rock Music Era’ 70 dan ’80-an, membuat mereka memilih punk rock dengan sedikit sentuhan rock’n roll pada irama yang dimainkan. Dengan total 4 personel yang terbagi menjadi gitaris, bass/2ndvocal, drummer dan vocalist.

Baca juga: Masa Depan Buku dan Toko Buku, Ini Kata Pedagang Wilis

“Kami tertarik dengan sentuhan musik punk era 70 dan 80-an. Dengan dipunggawai Tonjel (guitar), Billy (bass/2ndvocal), Ndolbar13 (drum) dan Stoney Cobra (vocal),” ungkap Uyab.

Terakhir, single berjudul “Pelukan Kacau Damai Perang” memiliki artian yang cukup mendalam bagi Was2x. Tentang sebagian kecil dari kemarahan dan sebagian lebih dari ucapan terimakasih, akan ledakan keluhan pada sisi riuhnya era.

“Dengan filosofis, entah kenapa harus memulai perang jika ingin menemukan damai. Serta memberi hidangan sirkus dan ledakan pada rangkulan jeritannya,” tandasnya. (ws9/rhd)

disclaimer

Pos terkait