Masa Depan Buku dan Toko Buku, Ini Kata Pedagang Wilis

Pedagang buku di Wilis mulai menata ulang buku-bukunya. (ws10) - Masa Depan Buku dan Toko Buku, Ini Kata Pedagang Wilis
Pedagang buku di Wilis mulai menata ulang buku-bukunya. (ws10)

Malang, SERU.co.id – Tak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi turut mempengaruhi dunia perbukuan. Masa depan buku dan toko buku semakin merisaukan.

Salah satu pemilik toko buku di pasar buku Wilis, Dedi mengatakan, kemajuan teknologi sangat mempengaruhi penjualan. Para pembeli sudah jauh menurun. Awalnya karena pandemi, tapi sekarang karena kehadiran internet dan e-commerce.

Bacaan Lainnya

“Sudah ada beberapa pelapak tutup, omzet turun jauh sampai 80 persen. Tak ada lagi hari raya untuk penjual. Buku berbentuk pdf dan e-book sudah banyak dipasarkan, pembeli juga lebih banyak beli online,” seru Dedi.

Baca juga: Jelang Revitalisasi Pasar Buku Wilis, Diskopindag Siapkan Relokasi Pedagang

Sementara itu, pelapak buku belakang, Aan mengungkapkan, penjualan buku offline sudah tak bisa dijadikan pendapatan utama. Solusi sementaranya, berjualan di e-commerce.

“Saya sekarang fokus berjualan di Shopee dan Tokopedia, pendapatan mulai naik. Kerjanya enak, bisa sambil jaga anak di rumah. Kedepannya, saya fokus ke online saja,” jelas Aan, Senin (11/12/2023).

Baca juga: Pedagang Keluhkan Revitalisasi Pasar Buku Wilis Molor Tak Sesuai Target

Kepada SERU.co.id, Aan menambahkan, buku fisik tidak pernah bisa dikalahkan. Lebih banyak kelebihan dibandingkan buku elektronik. Di antaranya, bisa dicium, ditandai, dilipat, dipajang dan tidak bikin sakit mata.

“Tapi toko buku offline bisa hilang, seiring tren belanja online dengan segala kemudahannya,” tutup Aan.

Dari pantauan SERU.co.id, kondisi Pasar Buku Wilis masih sepi pengunjung, revitalisasi juga belum selesai. Pelatihan e-commerce tidak berjalan lancar, salah satunya disebabkan faktor usia para pedagang. Revitalisasi ini diharapkan dapat memancing para pengunjung. (ws10/rhd)

disclaimer

Pos terkait