Malang, SERU.co.id – Sambut hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia pada 17 Agsutus 2023 mendatang, seorang ASN Kota Batu, Miftahudin Ramli alias Midun lakukan aksi ‘Ngontel’ Malang menuju Jakarta. Warga Desa Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu, melakukan aksi menolak lupa Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 nyawa, Sabtu 1 Oktober 2022 lalu.
Midun mengontel menggunakan sepeda angin modifikasi besi menyerupai keranda mayat, sebagai bentuk ungkapan menuntut keadilan. Sekaligus mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia, agar tidak pernah lupa akan tragedi berdarah yang terjadi di stadion kebangaan warga Malang itu.
“Intinya cukup di Kanjuruhan saja kejadian seperti 1 Oktober 2022 itu. Dan saran saya kita tidak pantas untuk melupakan, namun kejadian tersebut pantas untuk dikenang,” seru Midun.
Dirinya mengaku, dia memang bernazar untuk melakukan ekspedisi antar stadion dengan melalui jalur pantura. Dimana sebelumnya dirinya ingin melakukan aksi tersebut dengan berjalan kaki, namun menurut saran beberapa rekan, akhirnya memutuskan untuk mengontel.
“Jadi ini nanti jalur lintas pantura dari sini, Kanjuruhan ke Gajayana, ke Gelora Delta, ke Glora Bung Tomo. Kemudian Joko Samudro, Lamongan Surya Jaya, terus Tuban selanjutnya sampai ke Senayan, insyaa Allah semoga kuat sehat,” tuturnya.
Midun mengaku, dirinya berkeinginan sampai di Stadion Gelora Bung Karno pada 17 Agustus mendatang, bertepatan dengan momen Kemerdekaan RI. Namun, Midun juga tidak akan memaksakan diri, mengingat banyak stadion yang harus dirinya hampiri sebelum menyampaikan aspirasi terkait Tragedi Kanjuruhan.
“Ya kepingin, cuman kan mungkin banyak yang harus dilewati banyak yang harus saya jawab. Kalau saya ditanya, saya lebih baik cari yang gak repot saja lah, kalau bisa stadion GBK kan mungkin itu bisa ya, sekedar kalau disitu. Ada upacara, diperkenankan upacara ya gak papa,” ulasnya.
Midun mengaku, sebelumya belum pernah bersepedaan ontel jauh. Untuk membulatkan dan menyiapkan tekadnya itu. Midun sudah mulai latihan ngontel dan olahraga sejak bulan Juli lalu.
Dirinya juga tak menampik, jika dukungan serta izin anak dan istri adalah semangat terbesarnya dalam menjalankan misi kemanusiaan ini. Midun bahkan dibekali madu dan jamu oleh keluarga tercintanya untuk menjaga stamina dan kesehatan selama dalam perjalanan. (wul/rhd)