Tangani Banjir Ijen, Dandim 0822/Bondowoso Minta Tutup Alih Fungsi Lahan di Hulu

SIKAP TEGAS: Dandim 0822/Bondowoso Letkol Inf. Jadi didampingi Kasdim 0822 Mayor Inf. Irawan Setiyadi menyikapi dua kali banjir bandang di Kecamatan Ijen dalam waktu kurang dua bulan di awal 2020. (guido/SERU.co.id)

Bondowoso,SERU- Dua kali banjir bandang bandang yang menerjang Kecamatan Ijen Bondowoso, akibat kebakaran hutan dan alih fungsi lahan hutan di kawasan hulu Gunung Suket, membuat Dandim 0822, Letkol Inf. Jadi bersuara lantang. Ini buktikan Dandim Jadi yang menginginkan alih fungsi lahan hutan di kawasan hulu Gunung Suket harus ditutup.

            Hal itu disampaikan orang satu Kodim 0822/Bondowoso usai mendampingi Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak dan rombongannya meninjau dua desa terdampak banjir bandang di kecamatan Ijen, Rabu (18/3/2020). ”Harus dilakukan penutupan alih fungsi lahan hutan di kawasan hulu Gunung Suket. Di hulu sudah banyak pohon ditebang dan banyak lahan pertanian kentang. Ini pemicu banjir bandang jika musim hujan lebat. Jadi, pihak perhutani bisa bersama-sama menutup alih fungsi lahan di hulu,” katanya Kamis (19/3/2020).

            Dandim Jadi yang juga Dan Satgas Penanggulangan Bencana Banjir Bandang di Ijen, ini menjelaskan, selama ini telah dilakukan penanganan bersama dengan semua intasi terkait dalam penanggulangan banjir bandang di Ijen. Diantaranya, adanya pelebaran aliran hulu dan hilir di Desa Sempol dan Desa Sempol Kecamatan Ijen yang menjadi langganan terdampak banjir Ijen. ”Tapi, kalau alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian kentang, banjir akan terus terjadi. Sehingga untuk menangani banjir agar tidak terjadi lagi, harus menutup alih fungsi lahan untuk pertanian kentang dan kubis di hulu Gunung Suket,” jelasnya.

            Kepala Dinas Kehutanan (kadishut) Pemprov Jatim, Dewi J.Putriatni juga mengatakan, banjir bandang akan terus menerjang Ijen Bondowoso saat musim hujan lebat, jika alih fungsi lahan hutan di hulu untuk pertanian kentang dan kubis tetap dilakukan. ”Dalam hal ini, Perhutani  sebagai pemilih hutan harus mengambil keputusan agar tidak ada penanaman kentang dan kubis sebagai upaya mencegah banjir terjadi di Ijen Bondowoso,” katanya.

            Bahkan, menurut Kadishut Dewi, solusi merelokasi rumah warga terdampak banjir bandang di Ijen, tidak akan berdampak signifikan jika penanaman kentang dan kubis teapo dilakukan lahan hutan di kawasan hulu Gunung Suket. ”Solusi permanen untuk mencegah terjadi banjir di Ijen adalah mengembalikan fungsi hutan di kawasan hulu Gunung Suket dengan melakukan reboisasi menanam hutan dengan tanaman keras. Jadi, yang disampaikan pak Dandim 0822 agar penutupan alih fungsi lahan di hulu tepat sekali,” pungkasnya. (ido)

disclaimer

Pos terkait