Sementara itu, Presiden Direktur PT OS Selajaya Indonesia, Satoshi Miyajima menegaskan, banyak hal yang harus dikuasi para pemagang sebelum memutuskan pergi ke Jepang. Salah satunya adalah kemampuan berbahasa dan adaptasi budaya.
“Yang harus disiapkan utamanya adalah budaya. Saya melihat, kebutuhan-kebutuhan masing-masing indutstri itu beda-beda. Memang yang diutamakan itu bahasanya. Tidak punya skill pun tapi punya motivasi, itu cukup. Dan mau belajar,” jelas Satoshi.
Senada, Rektor UMM, Dr. Fauzan, M.Pd menegaskan, program tersebut merupakan tekad UMM untuk berkontribusi atas persoalan yang ada. Khususnya dalam persoalan ketenagakerjaan.
“Para peserta di TC ini bukan hanya dari UMM, tapi juga ada dari perguruan tinggi lain. Ada yang dari Jakarta, Jawa Tengah, dan lainnya. Ini bukti bahwa UMM berkontribusi bukan hanya untuk UMM saja, tapi juga untuk memajukan bangsa Indonesia,” terang Rektor asal Kediri itu.
Fauzan menegaskan, dalam menangani masalah masyarakat, tentu pihaknya menggunakan pendekatan pendidikan. Ada dua cara yang dijalankan, yakni jalur reguler yang berdasarkan studi di kampus. Dan jalur training yang bisa menyasar pihak-pihak membutuhkan.
“Kami ingin menyasar mereka yang putus sekolah atau menganggur. Mengajak mereka untuk ikut dalam training yang tersedia di puluhan Center of Excellence (CoE) kami. Dengan begitu, angka penganggguran dan kemiskinan bsia lebih ditekan,” tandas Rektor UMM dua periode ini. (ws7/rhd)
Baca juga:
- USDEC Luncurkan USIDP Perkuat Industri Susu Nasional di Jawa Timur
- Sebelum Ditemukan Meninggal Mengenaskan Pasutri di Lawang Sempat Terlibat Pertengkaran
- Tabrakan “Adu Banteng” di Karangploso, Dua Korban Alami Luka-luka
- Seorang Nelayan di Sendangbiru Diduga Hilang di Laut saat Mencari Ikan
- Mbak Ulfi Bantu Ringankan Beban Keluarga Penderita Tumor Melalui Ambulan Berantas Gratis