Selain itu, dirinya menyebut potensi hujan yang akhir-akhir ini terjadi disebabkan karena turut aktifnya Monsun Asia dimana membawa uap air. Sehingga, dapat membentuk awan hujan di Indonesia.
Pihak BMKG juga memprediksi, dalam dua hingga tiga tahun terakhir memang terjadi La Nina, sehingga memicu meningkatkan intensitas hujan yang cukup tinggi. Tak jarang juga, hujan akan menyapa di musim kemarau. Diprediksi pula, di penghujung bulan Maret 2023 fenomenna La Nina kemudian berlangsung netral.
“Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk waspada akan dampak dari potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi, baik itu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, petir maupun angin kencang,” tutur Meilani. (wul/mzm)
Baca juga:
- Jembatan Splendid Tak Bisa Diperbaiki Permanen, Alokasi Anggaran 2026
- DPRD Desak Pemkab Malang Segel Florawisata Santerra de Laponte
- Lanud Abd Saleh Ikuti Aturan Baru BGN Untuk Kontinyuitas SPPG Pagas
- Dr Sholikh Al Huda Minta Kejagung Tidak Kendor Usut Kasus Korupsi Pengadaan Chromebook
- Marsma Reza Sastranegara Ngopi Bareng Wartawan Sambil Bahas Sinergi Lanud Abd Saleh dan Media