Selain itu, dirinya menyebut potensi hujan yang akhir-akhir ini terjadi disebabkan karena turut aktifnya Monsun Asia dimana membawa uap air. Sehingga, dapat membentuk awan hujan di Indonesia.
Pihak BMKG juga memprediksi, dalam dua hingga tiga tahun terakhir memang terjadi La Nina, sehingga memicu meningkatkan intensitas hujan yang cukup tinggi. Tak jarang juga, hujan akan menyapa di musim kemarau. Diprediksi pula, di penghujung bulan Maret 2023 fenomenna La Nina kemudian berlangsung netral.
“Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk waspada akan dampak dari potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi, baik itu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, petir maupun angin kencang,” tutur Meilani. (wul/mzm)
Baca juga:
- Kadin Sambut Positif Kesepakatan RI-AS, Transfer Data Pribadi WNI Jadi Sorotan
- Sinergi Pemkot Malang dan Kepolisian Tindak Puluhan Kendaraan ODOL hingga Nihil Surat
- Jas Merah Fondasi 18 Tahun Universitas Ma Chung Berdampak dan Berkelanjutan
- USDEC Luncurkan USIDP Perkuat Industri Susu Nasional di Jawa Timur
- Sebelum Ditemukan Meninggal Mengenaskan Pasutri di Lawang Sempat Terlibat Pertengkaran