“Jangan sampai anak dimasukkan ke pesantren kemudian nggak aman. Apalagi nyawanya terancam. Ini kan fatal,” kata AA.
Dia juga menyebut telah pihaknya telah sudah berdiskusi dengan Direktur Pondok Pesantren, Kementerian Agama RI, dengan Dirjen Pendidikan Islam Kemenag. Dengan wakil ketua komisi VIII DPR RI yang membidangi pendidikan dan pesantren.
“Kemudian dengan Kak Seto, lembaga perlindungan anak indonesia yang tadi perwakilannya hadir, kemudian dengan Aris Merdeka Sirait dari Komnas perlindungan anak. Itu juga kami koordinasi,” urutnya.
Langkah tersebut dirinya ambil agar kedepan dapat melahirkan regulasi tentang pencegahan tindakan kekerasan terhadap anak di pesantren. Kemudian pesantren harus membuat sistem pengawasan yang terencana, terukur, terprediksi dengan tahapan demi tahapannya jelas.
Kemudian bagaimana konsep punishment, bentuk hukuman. Ini harus membuat efek jera kepada yang bersangkutan dan yang lain. Sehingga dengan hukuman itu dapat membuat yang lain berpikir seribu kali untuk melakukan tindakan yang sama. (wul/mzm)
Baca juga:
- Bapenda Kota Malang Singgah Perumahan Malam Hari, Permudah Bayar PBB
- Tekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas, Polres Malang Pasang Rambu dan Papan Peringatan Jalur Rawan
- ASN di Batu Cabuli Keponakannya Sejak Kelas SMP
- dr Nur Rochmah Jabat Direktur RSUD Kanjuruhan Setelah Kosong Lima Tahun
- Rakor Bersama Panitia Karnaval Desa Giripurno, Polres Batu Tegaskan Larangan Sound Horeg