Kota Malang, SERU – Memasuki minggu ke-3 bulan Januari 2020, Walikota Sutiaji mulai mengaktualisasikan “berkantor” di wilayah. Perdana yang dijadikan sasaran adalah kantor Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, Senin (13/1/2020).
Didampingi Sekkota Wasto, Kadis PUPR Perkim Hadi Santoso, Kabag Humas Widianto, Kabag Pemerintahan Prayit dan Camat Kedungkandang Donny Sandito, Walikota Malang Sutiaji memonitor pelayanan publik di wilayah sekaligus peninjauan infrastruktur wilayah.
Mengendarai sepeda motor, kehadiran Sutiaji secara spontan membuat “kaget” personil Kelurahan Cemorokandang. Beberapa hal yang dikritisi dan dievaluasi oleh alumni IAIN Malang tersebut, diantaranya masih lemahnya data potensi kelurahan, kebersihan lingkungan, tertib administrasi dan mutu pelayanan publik.
“Kelurahan (wilayah) itu intinya ya pelayanan publik. Karena memang secara teritorial langsung bersentuhan dengan publik. Maka saya tekankan agar minimalisir keluhan masyarakat,” tegas Sutiaji, kepada jajaran Kelurahan Cemorokandang.
Salah satu yang diminta untuk ditata ulang oleh Sutiaji, adalah front office. Menurut pria nomor satu di jajaran Pemkot Malang ini, front office menjadi representasi awal yang menggambarkan tingkat keramahan dan mutu pelayanan.
“Ini saya lihat meja pembatasnya terlalu tinggi dan tidak mengakomodir kelompok disabilitas. Saya minta untuk dilakukan pembenahan, dan tentu ini nanti tidak hanya saya stressing kepada Kelurahan Cemorokandang, tapi juga kantor pelayanan publik lainnya,” imbuh Sutiaji.
Hal lain yang terpotret disaat Walikota “berkantor” di Kelurahan Cemorokandang adalah angka perkawinan di bawah umur. Tercatat ada 17 pernikahan di bawah umur, yang rata-rata terjadi karena faktor pergaulan.
“Meskipun lebih dari 100 pencatatan pernikahan, atau dalam hal ini 10 – 17 persennya karena faktor salah pergaulan, tetap saya minta ini jadi perhatian bersama. Artinya pencatatan pelayanan tidak hanya berhenti pada aspek administratif, namun juga harus diikuti dengan tindak lanjut perencanaan program kegiatan. Inilah pentingnya data potensi wilayah, termasuk didalamnya indikator-indikator permasalahan,” beber Sutiaji.
Selain fokus pada pelayanan perkantoran, Walikota Sutiaji juga berkesempatan merespon atas infrastruktur jalan yang rusak di wilayah Cemorokandang. Terfokus bentang jalan depan SDN Cemorokandang mengarah ke Timur (hingga wilayah perbatasan kabupaten Malang/daerah Temboro), terpotret rusak karena gerusan air hujan.
“Air dari timur bergerak ke bawah (barat) dan tidak masuk saluran drainase, sehingga otomatis menggerus aspal. Ini tidak bisa (Pemkot Malang) berdiri sendiri, harus ada kolaborasi dengan Pemkab Malang, karena awal air dari atas,” urai Soni, sapaan akrab Kepala DPUPR Perkim.
Untuk langkah awal, sebagaimana diutarakan pria penggemar olah raga sepeda kepada Walikota Malang, kemiringan jalan akan diarahkan ke sisi drainase. “Bertepatan drainasenya hanya ada di satu sisi jalan, dan yang pasti sudah masuk dalam penanganan tahun 2020 ini,” ucap Soni.
Memotret kondisi yang ada, Walikota Sutiaji menegaskan akan segera melakukan sinergitas Malang Raya kembali. Diutarakannya, beberapa hal tidak mungkin hanya dilakukan oleh kota Malang, perlu ada keselarasan dengan Kabupaten Malang dan Kota Batu. Diantaranya langkah upaya manajemen penanganan banjir (genangan air). (rhd)