Begitu juga dengan virus ideologi ekstrimisme keagamaan. Mereka yang terpapar virus ini memiliki ciri dan gejala khusus. Di level terendah gejala yang muncul adalah sikap intoleransi dan enggan mengakui kebhinekaan.
“Sedangkan yang sudah terpapar parah, bisa melakukan tindakan teror, mulai dari menyerang aparat negara hingga melakukan pengeboman. Oleh karena itulah, agar tenaga kesehatan tidak terserang virus ideologi ini, maka harus dilakukan vaksinasi ideologi,” tegas Basarah.
Tujuan dari Vaksinasi Ideologi untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam hati, otak dan pikiran tenaga kesehatan. Sehingga dalam melaksanakan tugasnya, para tenaga kesehatan dalam melayani masyarakat menjunjung tinggi agama dan moral tanpa diskriminasi SARA.
“Dengan Pancasila kita selamatkan negara dari ancaman Virus Covid dan Virus Ideologi Transnasional. Dengan menempatkan kemanusiaan sebagai hal utama, mengakui persamaan derajat manusia, menempatkan persatuan, keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi,” tandas Basarah. (rhd)
Baca juga:
- Dinkes Batu Lakukan Pemeriksaan Baduta Stunting di RSKH, Hasil Temuan Posyandu di Puskesmas
- Kadin Sambut Positif Kesepakatan RI-AS, Transfer Data Pribadi WNI Jadi Sorotan
- Sinergi Pemkot Malang dan Kepolisian Tindak Puluhan Kendaraan ODOL hingga Nihil Surat
- Jas Merah Fondasi 18 Tahun Universitas Ma Chung Berdampak dan Berkelanjutan
- USDEC Luncurkan USIDP Perkuat Industri Susu Nasional di Jawa Timur