Sebagaimana diketahui, Bojonegoro sukses menggelar progam Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa. Program ini juga berguna mendukung percepatan capaian SDGs Desa menuju kemandirian desa. Utamanya di sektor sosial ekonomi yang didukung dari potensi pertanian sebagaimana menjadi tujuan dari program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD).
Bahkan Bupati Bojonegoro yang juga biasa disebut Ibu Desa ini mendapatkan Piagam Lencana Bakti Praja Desa dari Mendes, PDTT Abdul Halim Iskandar, Kamis (27/10/2022) lalu atas komitmen dan kontribusi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia desa melalui beasiswa RPL Desa.
Sementara itu, menurut Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar, menyelesaikan permasalahan di desa sama dengan menyelesaikan 84 persen permasalahan pembangunan di Indonesia. Hal tersebut didasarkan pada sisi kewilayahan, dimana 74.691 desa setara dengan 91 persen wilayah di Indonesia dan sisi kependudukan, 71 persen penduduk berdomisili di desa. Dan kini, perkembangan desa juga sudah signifikan, yakni 6 300 lebih Desa Mandiri. Juga ada penurunan drastis Desa Tertinggal dan Sangat Tertinggal pada tahun ini.
Mendes PDTT menegaskan, diperlukan pula perumusan tantangan secara detail agar orientasi pembangunan desa menjadi jelas dan bisa dirasakan oleh warga desa. SDGs Desa tetap menjadi petunjuk arah pembangunan desa.
“SDGs Desa akan memperjelas arah pembangunan desa, memudahkan pelaksanaan pembangunan, serta mempermudah pengukuran hasil, manfaat, dan dampak pembangunan,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu pula Ketua Pertides Panut Mulyono mengatakan, perguruan tinggi juga dapat meningkatkan kompetensi perangkat dan pendamping desa melalui pendidikan dan pelatihan, seperti program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
“RPL merupakan salah satu cara mengukur kesetaraan pendidikan,” ujar mantan rektor UGM Yogyakarta itu. (*/ono)
Bojonegoro, Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah, Forum Perguruan Tinggi Untuk Desa (Pertides),