Jakarta, SERU.co.id – Liz Truss resmi menyatakan mundur dari jabatan sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris setelah 45 hari menjabat. Truss mengaku tidak mampu menghadapi permasalahan ekonomi Inggris yang mengalami inflasi hingga di atas 10%.
“Namun saya mengakui, mengingat situasinya, saya tidak dapat menyampaikan mandat di mana saya dipilih oleh Partai Konservatif. Karena itu saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja untuk mengumumkan bahwa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif,” kata Truss, Kamis (20/10/2022) waktu Indonesia.
Di awal kepemimpinannya, Truss merencanakan program ‘anggaran-mini’ untuk membiayai stimulus kenaikan harga energi. Hal ini akan dibiayai dengan menambah utang.
Tetapi, kebijakan ini justru menyebabkan suku bunga bank sentral menjadi naik. Kekacauan juga terjadi pasar obligasi dan mata uang poundsterling menjadi jatuh ke level terendah.
Kondisi perekonomian selama kepemimpinan Truss kian menurun. Banyak perempuan di negeri Elizabeth itu terjun ke bisnis prostitusi karena kenaikan biaya hidup yang mendesak keadaan mereka. Berdasarkan English Collective of Prostitution, jumlah PSK di Inggris meningkat 1/3 dari angka biasanya.
Perekonomian yang semakin sulit, memaksa warga Inggris untuk menghemat pengeluaran. Beberapa diantaranya bahkan memiliki untuk bertahan hidup dengan mencari makanan sisa.
Di kota Stoke-on-Trent dan Chatham, sejumlah toko terpaksa tutup karena sulit mendapatkan untung di tengah inflasi yang tinggi. Jutaan warga Inggris juga menunggak tagihan listrik. (hma/rhd)
Baca juga:
- Ribuan Jemaah Haji Indonesia Bergerak ke Arafah, Siap Wukuf Besok!
- Perairan Masalembu Terindikasi Jadi Jalur Operasi Penyelundupan oleh Sindikat Narkoba Internasional
- Diduga Peras Kades, Oknum LSM dan PNS Terjaring OTT Polisi
- Puasa Arafah: Sehari Menggugurkan Dosa Dua Tahun
- Pertamina Salurkan 1,5 Juta Tabung LPG di Jawa Timur Jelang Iduladha