Sementara itu, temuan awal lainnya juga diungkapkan oleh salah satu anggota Lokataru Foundation, Daywin Prayogo. Dirinya mengatakan, pasca ditetapkannya enam tersangka oleh pihak kepolisian. Hingga saat ini belum juga ada rekonstruksi kejadian Tragedi Kanjuruhan tersebut.
“Sampai hari ini, tidak ada rekonstruksi yang melibatkan korban, sehinga kami menempatkan posisi dengan bertanya-tanya,” timpal Daywin.
Selanjutnya, meregangnya nyawa korban atas Tragedi tersebut diduga tidak hanya disebabkan oleh apa yang saat ini diungkapkan. Seperti diketahui, dari pernyataan berbagai sumber yang berhasil dihimpun SERU.co.id, kematian korban Tragedi Kanjuruhan tersebut disebabkan oleh situasi berdesekan, sehingga minimnya akses bernafas, hingga terjatuh dan terinjak.
“Dalam kewajiban Polisi, kalau kematian disebabkan dengan tidak wajar, maka dilakukan autopsi. Kami belum mendapatkan jawaban itu (penyebab kematian),” lanjutnya.
Selain itu, pihaknya juga menemukan dengan adanya tindakan (mengarah) kepada pengaburan sejumlah bukti. Seperti pemeriksaan terhadap pemilik video yang beredar di berbagai media sosial, yang menggambarkan situasi saat korban terjebak di dalam Stadion.
“Di situasi saat semua orang mencari kebenaran, sehingga banyak keterangan (kejadian) dari video yang beredar. Kita tahu, ada upaya untuk menghentikan itu (pengungkapan informasi ke publik). Ada yang diamankan terlebih dahulu, tentu berhubungan dengan informasi itu,” tutupnya. (bim/rhd)
Baca juga:
- Ribuan Jemaah Haji Indonesia Bergerak ke Arafah, Siap Wukuf Besok!
- Perairan Masalembu Terindikasi Jadi Jalur Operasi Penyelundupan oleh Sindikat Narkoba Internasional
- Diduga Peras Kades, Oknum LSM dan PNS Terjaring OTT Polisi
- Puasa Arafah: Sehari Menggugurkan Dosa Dua Tahun
- Pertamina Salurkan 1,5 Juta Tabung LPG di Jawa Timur Jelang Iduladha