Nico menambahkan, setidaknya masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan. Dari kurang lebih 40 ribu penonton yang ada di Kanjuruhan, tidak semuanya yang melakukan tindakan anarkis itu. Kemungkinan kisaran 3 ribu orang yang masuk kedalam lapangan.
“Sedangkan yang lain tetap, hal yang ingin saya sampaikan kalau memang semuanya mematuhi aturan, kami juga akan melaksanakan juga dengan baik. Karena kami ini ada sebab akibatnya kami akan meninjak lanjuti,” jelasnya.
Sebagai informasi, penonton turun ke lapangan usai laga merupakan hal lumrah dalam persepakbolaan di Indonesia. Lantaran untuk mengambil dan merapikan atribut dukungan, seperti banner, bendera, maskot dan lainnya. Bagi Aremania, kebiasaan mereka turun ke lapangan, untuk menyambut (saat menang) dan menghibur (saat kalah) para pemain.
“Itu hal yang lumrah dan biasa bagi Aremania,” tegas Barjog, salah satu pentolan Aremania Kampus Unisma.
Bahkan nampak salah satu Aremania yang turun kemarin mendekati kiper Arema, Maringa, untuk memeluk, bukan memukul. Jika kemudian, turunnya Aremania dipersepsikan lain, hingga berujung Tragedi Kanjuruhan. Maka harus ada pihak yang bertanggung jawab! (ws6/ono)
Baca juga:
- Pemerintah Mulai Salurkan BSU Rp600 Ribu untuk Pekerja dan Guru Honorer di Bulan Juni
- Kapolres Batu Bersama Forkopimda Kota Batu Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II
- Sinergi BPJS Kesehatan Cabang Malang dan Pemkot Batu Buka Pelayanan di MPP Among Tani
- Wali Kota Malang Bersama Forkopimda Ngalam Rijik Bersihkan Alun-alun Hingga Kayutangan
- Persada Hospital Serahkan Kurban Sapi Simmental ke Pemkot Malang