Panitia Idul Kurban UMM juga mengikut sertakan unsur mahasiswa dalam proses kurban. Arif mengajak para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa Program Pendidikan Ulama Tarjih (PPUT) dan beasiswa yatim.
“Hal itu dilkukan agar para mahasiswa mendapatkan pengalaman menarik dalam distribusi hewan kurban. Sehingga nantinya saat terjun ke masyarakat, mereka tidak kebingungan dan sigap melaksanakannya,” sambungnya.
Terkait hewan kurban sendiri, UMM telah memastikan sapi dan kambing yang digunakan sebagai kebutuhan kurban, yaitu terbebas dari penyakit. Hal ini diungkapkan oleh Pendamping Tim Kesehatan Hewan Kurban UMM, Mahmud SPt MPt, jika seluruh hewan kurban sudah diperiksa dengan teliti.
“Sapi dan kambing ini sudah dinyatakan bebas dari cacing hati, antraks, dan bahkan virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Saat dipotong dan dilihat, semua jeroan, hati, hingga paru juga bersih dan sehat. Jadi memang benar-benar bebas dari unsur-unsur bakterial dan parasit,” ungkap Ali.
Pada saat pembelian, pihaknya juga membawa tim untuk pemeriksaan lebih lanjut. Adapula surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang menjadi salah satu aspek dalam melihat keadaan hewan kurban, baik itu sapi maupun kambing telah dikantongi. (bim/mzm)
Baca juga:
- Membaca Arah Penulisan Ulang Sejarah Indonesia: Antara Kebutuhan Pendidikan atau Legitimasi Sejarah Kekuasaan
- Ma Chung Media Award 2025, Wujud Kolaborasi dan Apresiasi Media Malang Raya
- Peringati HAN, Pemkot Batu Launching Parenting For Parents Dan Praktisi Mengajar
- Wali Kota Nurochman Janji Berikan Dukungan Lebih Besar Pada Atlet Paralimpik Kota Batu
- Tradisi Budaya Merti Bumi Desa Tulungrejo Dimeriahkan Pentas Seni Tradisional