• Dalam International Conference Brawijaya Dentistry (ICBD)
Kota Malang, SERU – Seiring perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran, berbagai metode pengobatan terus dikembangkan. Salah satunya metode pengobatan regeneratif sebagai salah satu metode pengobatan yang mulai banyak oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu dan praktek klinis melalui berbagai penelitian.
Menyadari kebutuhan ini, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya (FKG UB) menggandeng Faculty of Medicine and Health Sciences University Putra Malaysia, menggelar International Conference Brawijaya Dentistry (ICBD) kali pertama di Indonesia, selama 2 hari, Jumat-Sabtu (22-23/11/2019).
Dalam acara yang dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Kedokteran Gigi, drg Setyohadi, MS, mengusung tema “Tantangan Baru Menuju Pengobatan Regeneratif”, bersama para ahli dari berbagai negara.
Ketua Panitia ICBD, dr Novi Khila Firani, MKes, SpPK, menjelaskan, pengobatan regeneratif merupakan pengobatan yang bertujuan agar sel yang sudah rusak bisa berfungsi kembali, termasuk strukturnya. “Pengobatan regeneratif masih memerlukan pengembangan dan riset lebih lanjut, mulai dari invitro maupun invivo. Harus diuji klinis sebelum diaplikasikan ke manusia. Ini tantangan kami di bidang kedokteran maupun kedokteran gigi dalam mengembangkan pengobatan regeneratif,” papar Novi, dalam pembukaan ICBD di Hotel Santika, Kota Malang, Jumat (22/11/2019) pagi.
Disinggung tujuan ICDB, dr Novi menyatakan, yaitu untuk meningkatkan kesehatan manusia melalui pengobatan regeneratif. Sehingga 198 peserta yang hadir diberikan kesempatan untuk bertukar ide-ide baru dan pengalaman aplikasi dalam penelitian, sekaligus membangun jaringan penelitian dan menemukan mitra global untuk kolaborasi di masa depan dalam pengembangan pengobatan regeneratif.
“Agar peserta dapat mengembangkan pengalamannya, kami menghadirkan pembicara dari dalam maupun luar negeri. Diantaranya Universitas Gajahmada, Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Kagosima University, Tohuku University, University Putra Malaysia (UPM), dan Manchester University,” sebutnya.
Menurut Wakil Dekan bidang Umum dan Keuangan FKG UB ini, pengobatan regeneratif sangat menjanjikan di masa depan untuk mengubah metode pengobatan penyakit pada manusia. Hanya saja dalam melakukan pengobatan regeneratif tidak bisa langsung jadi, sehingga perlu adanya optimalisasi serta sinergi dari berbagai disiplin ilmu dan praktik klinis.
“Salah satu contoh pengobatan regeneratif yang sudah dikembangkan adalah terapi pada kanker darah. Hasilnya memang ada sebagian yang berhasil, karena memang sangat tergantung pada jenis kankernya,” bebernya, sembari menjelaskan alasan digandengnya UPM, lantaran sudah terkenal dengan penelitian dan pengobatan regeneratif ini.
Sementara itu, perwakilan University Putra Malaysia (UPM), Associate Professor Datin Dr Sharida Fakurazi BSc PhD DIC, mengungkapkan, pihaknya telah menjalin kerjasama dengan UB selama kurang lebih tiga tahun. Berbagai kerjasama telah dilakukan termasuk penyelenggaraan ICDB untuk pertama kalinya.
“Jadi setiap tahun saya diajak untuk bersama-sama memberi pembelajaran kepada mahasiswa kedokteran gigi dan juga kepada dosen berkenaan bagaimana melakukan penelitian. Tak hanya untuk UB, namun juga UPM. Hingga saat ini kami juga sudah melakukan pembicaraan terkait kolaborasi penelitian antara FKG UB dan FKG UPM,” terangnya.
Selain itu, lanjut Sharida, forum ini untuk sharing pengalaman dan karya yang dilanjutkan dengan pemaparan tentang tantangan pengobatan regeneratif. “Saat ini masih tahap riset atau penelitian, jadi belum langsung bagus. Memang perlu optimalisasi dulu. Di sini kita share pengalaman penelitian,” tandas Sharida. (rhd)