Awas Macet, Ratusan Mobil Kuno Gerilya di Malang-Batu

• Masyarakat bisa selfie saat nongkrong di Balaikota Malang

Kota Malang, SERU – Memeriahkan HUT ke-40 tahun Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI), sekitar 242 mobil kuno dari berbagai daerah bakal berlalu lalang di Malang Raya selama 3 hari, Jumat-Minggu (22-24/11/2019). Selain unik, tentunya akan menghibur dan menyita perhatian pengguna jalan untuk mengambil gambar momen, dan diperkirakan berdampak kemacetan.

Klub mobil kuno tertua di Indonesia yang didirikan oleh Solihin GP pada tahun 1979 ini, melakukan serangkaian kegiatan mulai pameran, tur dalam kota Malang-Batu, dan silahturahmi. Pasalnya, tak hanya dari Malang, namun hampir seluruh penjuru Nusantara dipastikan hadir. Seperti dari Pekanbaru, Lampung, Jawa, Bali dan Sulawesi, serta daerah lainnya.

Deretan mobil kuno yang dipamerkan. (rhd)

Alasan dipilihnya Batu dan Malang sebagai lokasi perayaan, karena lokasinya yang strategis dan berada di tengah-tengah wilayah dari Bali hingga Jakarta. “Mudah dijangkau oleh anggota dari berbagai daerah. Selain itu, disini gudangnya tempat wisata. Karena kehadiran kami juga membawa misi kampanye tempat wisata,” seru Ronny Arifudin, Ketua Umum PPMKI, kepada SERU.co.id, di sela pameran di Balaikota Malang, Jumat (22/11/2019) malam.

Sebenarnya, panitia menetapkan usia mobil yang ikut touring diproduksi 40 tahun terakhir. Namun mengingat animo yang membludak, dibebaskan asalkan kondisi kendaraan prima atau normal. Dengan dibuktikan perjalanan yang ditempuh hingga mencapai Malang. “Karena konsepnya 40 tahun eksotik mobil kuno. Namun ada mobil tertua yaitu Ford tipe A tahun 1928. Animonya cukup tinggi, kalau sekitar 242 mobil dengan penumpang 1 : 3, ya sekitar lebih 750 penumpang. Dari segi wisata, akan banyak hotel, rumah makan, dan lainnya yang diuntungkan,” beber Ronny.

Berbagai mobil kuno berusia lebih dari setengah abad produksi dari berbagai negara menjadi suguhan langka. Kendaraan tertua adalah jenis Perang Dunia I, produksi di bawah tahun 1940, yang didatangkan dari Jakarta. Tak hanya itu, kendaraan muscle car seperti Ford Mustang, Chevrolet, Chrysler, Chaika, dan lainnya hadir di sekitaran Balaikota Malang. Bagi masyarakat yang ingin melihat lebih dekat dan mengambil foto, bisa hadir di Balaikota Malang.

Ajang selfie masyarakat yang memanfaatkan nongkrongnya mobil kuno di Balaikota Malang. (rhd)

Selain dukungan penuh dari anggota yang datang dari berbagai daerah, acara ini juga didukung oleh berbagai sponsor, seperti Jatim Park 3 dan Museum Angkut Batu, sebagai tempat finish. “Agenda resmi kita 3 hari, terserah kalau anggota mau menikmati per hari. Jumat (22/11/2019) malam ini pameran, silahturahmi, dan dinner. Pada Sabtu (23/11/2019), start dari Balaikota finish di Jatim Park 3 Batu. Dan Minggu (24/11/2019) start dari Kota Araya finish di Museum Angkut Batu,” beber Ronny.

Sementara itu, Pembina PPMKI, Hartawan Setjodiningrat (65), mengatakan, anggota klub tak hanya pemilik mobil kuno, namun juga membolehkan penggemar mobil kuno. “Kami ini kumpulan penggemar mobil kuno, dan beberapa diantaranya pemilik. Bisa jadi kesamaan kami dalam merestorasi mobil yang tidak bisa jalan menjadi jalan. Sehingga bisa melatih kesabaran juga di jalanan, sekaligus contoh pengendara mobil agar tidak ugal-ugalan,” terang Hauwke, sapaan akrabnya.

Hauwke dan Ronny (kedua dan ketiga dari kiri), saat wawancara dengan media. (rhd)

Pria asal Temanggung, Jawa Tengah yang kini berdomisili di Jakarta ini menjelaskan, dari sekian ratus mobil, ada 1 mobil yang sempat menjadi kendaraan Bung Karno. Yaitu Chaika 1957 asal Rusia, yang dimilikinya. “Ada 23 mobil eks Presiden RI Soekarno yang dilepas balai lelang saat itu. Dilengkapi surat dan ciri emblem nomor urut kecil dengan keterangan eks Indonesia 1. Itu resmi dari balai lelang. Namun syaratnya, tidak boleh diperjualbelikan dan tidak boleh dibawa keluar negeri,” jelas Hauwke.

Ditambahkannya, rerata mobil Presiden RI Soekarno merupakan pemberian dari beberapa pemimpin negara lainnya, baik Presiden maupun Raja. Dimana ada ciri sekat kaca yang kedap dan anti peluru diantara kursi supir dengan penumpang belakang. “Tujuannya, agar menjaga kerahasiaan pembicaraan dengan tamu saat di perjalanan. Setahu saya, mobil tertua Chrysler Windsor tahun 1947, yang pernah dipakai Panglima Sudirman dan dilanjutkan Bung Karno,” tandas Hauwke. (rhd)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *