Malang, SERU.co.id – Dinas Komunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang menggelar ‘Bijak Produktif di Era Disrupsi Digital (Penguatan Kapasitas Sumber Daya Komunikasi Publik)’. Tujuan Output untuk menguatkan literasi teknologi infomasi dan aspek hukum media sosial (Medsos).
Kadiskominfo Kota Malang, Muhammad Nur Widianto mengungkapkan, acara pelatihan ini merupakan bagian dari ikhtiar bersama untuk mmbangun dunia sosial yang positif dan inovatif. Ditambah untuk memberikan literasi berkaitan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
“Tujuan untuk memperoleh gambaran pemahaman masyarakat untuk bermedia sosial. Serta memahami dengan cepat berkaitan dengan UU ITE. Mewujudakan inovatif, kreatif dalam informasi,” seru Muhammad Nur Widianto, Rabu (23/3/2022).
Widianto mengaku, melihat pada laporan atensi via sosial management mengungkapkan lebih dari setengah penduduk Indonesia sudah melek atau aktif menggunakam media sosial. Total kurang lebih 274,9 juta penduduk Indonesia 170 juta diantaranya telah menggunakan media sosial.
“Artinya penetrasinya sudah mencapai 61,8 pesen bahkan lebih, ini menggambarkan masifnya berbicara Sosmed atau penggunaan internet,” ungkapnya.

Diskominfo merilis, saat ini generasi milenial atau generasi Z mendominasi penggunaan Medsos. Berasal dari anak muda rentang usia 25 hingga 34 tahun. Hampir semua atau 99 persen pengguna media sosial kebanyakan mengakses lewat perangkat mobile.
“Data lain yang ikut diungkap, rata-rata orang Indonesia memiliki 10 akun media sosial. Sekarang wajar banyak aplikasi, tidak hanya bertumpu WhatsApp atau MiChat,” jelasnya.
Selain itu, data dari Diskominfo ada 60 persen penggunaan internet atau Sosmed untuk bekerja. Selanjutnya menjalin relasi dan bisnis, hal inilah yang akan didorong oleh Pemkot Malang karena nilai positif dan konsftruktif.
Dikatakannya, UNESCO menyebutkan, Indonesia urutan kedua, tetapi dari bawah soal literasi artinya minat baca rendah. Minat baca masih diangka 0,001 persen, artinya dari 1.000 orang hanya 1 orang yang rajin membaca.
“Sayangnya info yang mereka dapat bukan dari media yang dipercaya. Banyak opini bukan fakta, bahkan sebaliknya percaya dengan portal-portal belum kredibel atau yang bukan sesungguhnya,” ujar Widianto.
Senada, Walikota Malang, Drs H Sutiaji mengaku, dalam bermedia sosial atau penggunaan internet harus dilihat lebih jauh. Apakah ada pengaruh signifikan atau tidak proses kedewasaan, layanan jiwa, peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Kondisi Malang dengan 300 ribu mahasiswa, kurang lebih 29 persen kontribusi dalam PDRB, 171 start up digital, 24 persen wisatawan ke Jatim menuju Malang Raya menjadi peluang besar,” ungkap Sutiaji.
Dirinya berpesan, ketika pariwisata dikembangkan dan semakin dirawat akan tambah maju. Terlebih yang mengembangkan adalah kalian kalangan muda dengan media sosial dan digital.
“Semua jalan, baik TikTok maupun Youtuber. Ekonomi kreatif di televisi kalah dengan TikTokers,” tandasnya. (jaz/mzm)
Baca juga:
- UMM Terapkan Green and Halal Kurban Istikamah 5 Tahun Bebas Sampah Plastik
- DPC PDI-P Kota Malang Sembelih 8 Sapi dan 6 Kambing, Bagikan 3.500 Paket Daging Kurban
- Film Komedi Romantis Layar Lebar Berdurasi Panjang bakal Diproduksi di Kota Batu
- UM Sabet Juara Umum Kedua di POMPROV Jatim 2025 dengan Torehan 97 Medali
- Lathifah Shohib Berharap Ritual Ibadah Kurban Menjadi Contoh Baik di Kehidupan Sehari-hari