Stop Gunakan Plastik, Kandungan Mikroplastik Ancam Kesehatan

Pengunjung mengamati foto Sungai Brantas yang tercemar Mikroplastik. (ws4) - Stop Gunakan Plastik, Kandungan Mikroplastik Ancam Kesehatan
Pengunjung mengamati foto Sungai Brantas yang tercemar Mikroplastik. (ws4)

Malang, SERU.co.id – Indonesia adalah penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia, akan berdampak pada tercemarnya lingkungan dengan munculnya mikroplastik yang berbahaya bagi kesehatan. Hal ini memantik kepedulian penggiat lingkungan di Kota Malang dengan mengajak masyarakat untuk bijak menggunakan limbah plastik.

Mikroplastik adalah cuilan, remahan, protolan plastik, berukuran kurang dari sembilan milimeter, biasanya berasal dari limbah industri. Ada berbagai jenis mikroplastik, seperti fiber yakni struktur benang, fragmen struktur keras ditemukan di botol dan filamen pada kantong kresek.

Bacaan Lainnya

“Mikroplastik itu seperti magnet, ada logam berat lalu mengikat di dalam tubuh, seumur hidup. Setelah sekian tahun, lalu merasakan generasi yang kanker dan cacat,” seru Penggiat Lingkungan, Purnawan D. Negara.

Purnawan yang juga Dekan Fakultas Hukum, salah satu Perguruan Tinggi di Malang menambahkan, plastik sulit terurai dalam tanah. Botol plastik yang dibuang akan lapuk dan hancur dalam waktu 500 tahun lamanya, masuk ke dalam tanah, terkena butiran kecil air hujan, masuk lagi ke dalam sumur lalu airnya kita konsumsi.

“Ini menjadi problem, ya plastik tidak bisa dihilangkan tapi mencoba mengurangi dengan memperlakukan plastik dengan bijak,” tambahnya saat dijumpai di acara pameran dan kampanye lingkungan hidup.

Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan hanya 22 persen rumah tangga yang sadar untuk memisahkan sampah plastik secara khusus. Padahal, mendaur ulang produk plastik dapat memberikan nilai berkelanjutan bagi perekonomian dan lingkungan.

Total sampah rumah tangga yang tidak memilah sebesar 51 persen, sedangkan yang memilah 49 persen. Hanya 78 persen masyarakat yang memilah tapi tidak memisahkan plastik secara khusus dan hanya 22 persen memilah dengan memisahkan plastik secara khusus.

Manfaat sampah plastik yakni, 3,5 ton sampah plastik diolah menjadi jalan sepanjang satu kilometer, 15 ton sampah plastik per hari diolah menghasilkan listrik 7,5 Megawatt. Satu kilogram sampah plastik diolah menjadi satu liter Bahan Bakar Minyak (BBM) juga diolah menjadi PVC, botol dan gelas plastik dengan omset usaha ratusan juta per bulan.

“Menjadi perhatian bagi produsen plastik, Pemerintah Kota dan masyarakat untuk bijak untuk membatasi penggunaan plastik melalui perilaku kita dengan kesadaran membawa botol minum sendiri,” harap Purnawan.

Senada dengan hasil pengukuran mikroplastik pada Sungai Brantas, berbahaya bagi lingkungan. Anggota Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), Irham menjelaskan proses pengukuran tersebut, air sungai Brantas dicampur cairan Natrium Chlorida (NaCl) secukupnya, diamkan, saring, uji di bawah mikroskop dan mikrobakteri yang tumbuh akan nampak pada layar.

Anggota Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), Irham saat menjelaskan proses mengukur mikroplastik. (ws4) - Stop Gunakan Plastik, Kandungan Mikroplastik Ancam Kesehatan
Anggota Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), Irham saat menjelaskan proses mengukur mikroplastik. (ws4)

“Hasilnya terdapat 300 partikel per 100 liter airnya mengandung mikroplastik. Cara menghindarinya, sungai harus nihil dari sampah, karena di Brantas masih dicemari sampah plastik,” jelasnya. (ws4/mzm)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait