Alumni Pengairan UB Bersinergi Kobarkan Militansi Bantu Solusi Air

Sinergi alumni pengairan FT-UB. (rhd)

Kota Malang, SERU – Memperingati Dies Natalis jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT-UB) menggelar Musyawarah Nasional II Forum Alumni Pengairan UB. Harapannya, melalui Musyawarah Nasional (Munas) II ini dapat mengobarkan militansi alumni guna membantu Pemerintah menyelesaikan persoalan air di Indonesia.

Baca Lainnya

“Pada kesempatan Munas kali ini yang terpenting yaitu silaturahmi antar alumni guna memupuk militansi untuk membantu pemerintah dalam hal pengairan. Pasalnya, peran dari lulusan teknik pengairan sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan terkait sumber daya air,” seru Dirjen Sumber Daya Air Kementrian Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dr Ir Hari Suprayogi M Eng, dalam konfrensi press, Sabtu (26/10/2019).

Pemberian cenderamata. (rhd)

Mengusung tajuk “Solidaritas Alumni Menyongsong 50 tahun Pengairan Emas”, Dirjen SDA mengatakan pemerintah telah menggulirkan program konservasi air, seperti Gerakan Nasional Penyelamatan Air (GNPA), termasuk Gerakan Citarum Harum, dan program pelestarian Danau Rawah Pening.

“Permasalahan terkait air di Indonesia, hanya ada dua yakni kebanyakan air dan kekurangan air. Oleh karenanya yang dibutuhkan sekarang adalah ketahanan air dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan ketahanan energi. Dengan apa ketahanan air bisa dilakukan, yakni dengan membuat tampungan-tampungan. Karena di samping melakukan pelestarian atau konservasi, pembuatan tampungan juga dibutuhkan untuk pengawetan air,” tambah Dr Ir Hari Suprayogi M Eng, yang akhirnya terpilih sebagai Ketua Alumni dalam Munas II ini.

Sejak 2014, pemerintah sudah mencanangkan membangun 65 bendungan untuk menampung air. Sementara 16 bendungan sudah selesai, sisanya terkontrak dan masih ada yang tender di akhir bulan ini. Jika 65 bendungan tersebut selesai dibangun, maka ketahanan air jelas akan bertambah. “Ilustrasi, misalnya Indonesia sekarang mempunyai 7,3 juta hektar irigasi teknis, dimana sebagian besar berasal dari bendungan. Pada awal 2014 itu hanya 11 persen dari 7,3 juta hektar irigasi teknis yang dijamin oleh bendungan. Nah nanti kalau 65 bendungan sudah jadi, diperkirakan tahun 2023 itu akan meningkat menjadi sekitar 18 atau 19 persen dari  yang awalnya hanya 11 persen,” paparnya.

Lebih lanjut disampaikan Hari, kapasitas tampung air di Indonesia saat ini masih 50 meter kubik per kapita per tahun. Angka tersebut  masih jauh di bawah Thailand yang memiliki kapasitas tampung air 1200 meter kubik per kapita pertahun, dan sedikit di atas Nigeria dengan kapasitas tampung 38 meter kubik. “Melalui Visium 2030, Kementerian PUPR menargetkan Indonesia bisa mencapai tampungan air di angka 120 meter kubik per kapita per tahun. Agar tidak terlambat, kita terus bergerak karena memang idealnya suatu negara punya tampungan air 1.500 meter kubik per kapita per tahun,” ungkapnya.

Dirjen SDA KemenPUPR, Dr Ir Hari Suprayogi M Eng, terpilih sebagai Ketua Alumni. (rhd)

Ketua Alumni FT Pengairan UB, Dr Ir John Paulus Pantouw MS menambahkan, bahwa jurusan ini telah berdiri sejak 1976. Artinya sudah 43 tahun memberikan sumbangsih menelorkan alumni-alumni yang mumpuni dalam bidang pengairan.
“Hanya Pengairan FT-UB yang benar-benar jurusan pengairannya berdiri sendiri. Sedangkan di perguruan tinggi lain, biasanya masih bergabung dengan Fakultas Teknik Sipil. Di ITB sendiri bukan Teknik Pengairan, tapi Teknik Sumber Daya Air,” ungkap John Paulus Pantouw.

Ketua Alumni ini pun memaparkan, di Teknik Sipil sendiri digunakan istilah Sipil Basah, yang memang konsentrasi keilmuannya pada bangunan air saja. Sedangkan permasalahan air itu sebenarnya sangat komplek sekali. Kontribusi dari para alumni Pengairan sendiri sudah cukup banyak. “Diantara kami menyumbang pembangunan beserta seluruh perangkatnya dari Lab Hidrolika, dimana tiap bendungan di Indonesia yang akan direhab atau diperbaiki harus melewati uji laboratorium dulu di lab UB ini, tandas Jhon. (rhd)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *