*13 Finalis Ikuti Lomba Kesenian Daerah Bernuansa Islami
Kota Malang, SERU – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang mendukung penyelenggaraan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Indonesia dengan melaksanakan serangkaian kegiatan Road to FESyar Indonesia 2019, 23-28 Oktober 2019.
Rangkaian kegiatan dalam rangka Road to FESyar di wilayah kerja KPwBI Malang, di antaranya Talkshow “Produk Halal UMKM dan Peluang Usaha di Masa Depan”, Lomba Enterpreneur Muda Inspiratif Berbasis Syariah, Lomba Kesenian Daerah Bernuansa Islami, dan Talkshow ”Peluang dan Tantangan Pengembangan Ekonomi & Keuangan Syariah”.
“Bank Indonesia (BI) senantiasa mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah untuk memperkuat struktur ekonomi dan pasar keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini diwujudkan melalui peran BI dalam memperluas cakupan kegiatan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) dan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) tahun 2019,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Azka Subhan, dalam sambutannya membuka Lomba Kesenian Daerah Bernuansa Islami, di Hotel Aria Gajayana, Malang, Sabtu (26/10/2019) pagi.
Disebutkan Azka, seleksi peserta melalui pengumpulan video penampilan. Selanjutnya, 13 tim terbaik dari MTs, MA dan Perguruan Tinggi, yang lolos dari 130 orang peserta pada seleksi tahap awal masuk final Lomba Kesenian Daerah Bernuansa Islami. Dewan Juri Lomba Kesenian Daerah bernuansa Islami, melibatkan Moh. Hisbullahh (Wakil Ketua JQH kota Malang, sekretaris lembaga Ma’arif MWC Sukun), Hj. Aqidatul Izzah,S. Psi (Pendiri Yayasan Nurul Izzah Malang), dan Rosita Salastiana (Kantor Perwakilan BI Malang).
FESyar dilaksanakan di 3 wilayah/regional, yakni FESyar Regional Sumatera, FESyar Kawasan Timur Indonesia, dan FESyar Regional Jawa, sekaligus FESyar tingkat nasional/Indonesia. FESyar Regional Jawa/Indonesia mengusung tema “Sinergi Membangun Ekonomi Syariah Indonesia” akan dilaksanakan di Grand City Convention and Exhibition, Surabaya, 6-9 November 2019
Sebagai bentuk dukungan nyata dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia, Bank Indonesia telah mengembangkan cetak biru strategi. Cetak biru ekonomi dan keuangan syariah dirumuskan dalam 3 pilar strategis utama, yaitu: (i) pemberdayaan dan penguatan ekonomi syariah melalui pengembangan rantai nilai halal; (ii) pendalaman pasar keuangan syariah untuk mendukung pembiayaan syariah; dan (iii) memperkuat penelitian, penilaian dan pendidikan ekonomi dan keuangan syariah untuk meningkatkan literasi publik mengenai ekonomi dan keuangan syariah.
BI Malang juga turut berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi syariah salah satunya dengan Program Kemandirian Ekonomi Pesantren, di antaranya pendampingan lanjutan serta Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) untuk meningkatkan keterampilan menjahit para santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Islamiyah Syafi’iyah, Paiton, Kab. Probolinggo; Pelatihan pengolahan makanan, budidaya lele serta PSBI untuk Ponpes Salafiyah Nurul Huda, Kec. Ponco Kusumo, Kabupaten Malang.
Dilanjutkan, pelatihan terkait akuntansi jasa dan akuntansi dagang yang bertujuan untuk mengelola dan menyusun laporan keuangan serta PSBI berupa Rumah Produksi Jamur di Ponpes Bahgrul Maghfiroh, Malang; Pelatihan daur ulang sampah dan PSBI berupa mesin daur ulang sampah untuk Ponpes Annur 2, Kab. Malang dan Ponpes Nurul Jadid, Kab. Probolinggo.
Ke depan, untuk meningkatkan peran dan kontribusi ekonomi dan keuangan syariah secara global dan nasional, diperlukan peran aktif semua pihak, baik pembuat kebijakan, pelaku ekonomi maupun dunia pendidikan. “Bank Indonesia senantiasa mendorong koordinasi langkah-langkah untuk mensinergikan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah,” tandas Azka. (rhd)