Malang, SERU.co.id – Kota Malang mempunyai banyak segudang potensi di ekonomi kreatif, baik dari sektor animasi, game, fashion maupun marketplace. Pemkot Malang berupaya untuk mendorong penguatan potensi yang dimiliki hingga tahun 2022 mendatang.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Malang, Widayati Sutiaji mengungkapkan, pola penguatan salah satunya melatih pelaku ekonomi kreatif ke penjualan secara online. Tidak hanya itu, event besar seperti Malang Fashion Week, lomba-lomba sebagai ajang UMKM tetap dijalankan dan dikuatkan.
“Kalau kemarin dari produk, kedepan barangkali membuat batik kolaborasi aksesoris, maskernya dan lain sebagainya. Insyaallah kita akan melakukan kerjasama dengan tokoh, lini, yang bisa kita ajak untuk menguatkan Kota Malang,” seru Widayati Sutiaji.
Selanjutnya, ekonomi kreatif di Kota Malang melalui Dekranasda tetap berjalan walau ditengah pandemi. Justru dirinya melihat kondisi saat ini semakin membaik, membuat TP PKK mencoba merecovery ekonomi. Caranya dengan melalui pelatihan, pameran, dan penjualan secara online.
“Bicara ekonomi kreatif, sebetulnya yang harus kreatif adalah pikiran kita,” ungkap istri orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang ini.

Widayati menambahkan, melalui para ibu, PKK bisa mengembangkan segala potensi yang dimiliki, baik individu maupun kelompok. Sebab hal tersebut bisa membantu, minimal perekonomian keluarga.
“Perempuan-perempuan harus kreatif di Kota Malang. Alhamdulillah hasilnya dengan perempuan kreatif kemarin, Kota Malang mendapat anugerah anomali, itu disokong oleh sektor gender,” jelasnya.
Perihal progres, pihaknya telah banyak melakukan banyak hal. Termasuk Malang Fashion Week, Lomba Batik Malangan yang bekerjasama dengan pembuat batik dengan designer dan pemangku wilayah.
Pihaknya mengapresiasi positif warganya yang membuat batik, lantaran mendesain sendiri. Hingga jadilah batik yang diperagakan oleh Para Lurah dan TP PKK Kelurahan, hingga Camat dan TP PKK Kecamatan. Dengan harapan, jika produk yang dipakai oleh para tokoh, akan bisa memantik yang lainnya.
“Tokoh saja, Pak Camat mau memakai produk lokal, maka yang lainnya harus,” ungkapnya.
Terkait kerajinan, dirinya terus mengajak semua Ketua Tim Penggerak PKK, mulai tingkat kecamatan hingga kelurahan. Pihaknya sudah membagikan tas kerajinan, harapannya bangga menggunakan produk-produk sendiri.
“Kalau bukan kita siapa lagi yang mempromosikan. Tentunya saya sebagai Ketua Dekranasda tidak hentinya bangga untuk memakai produk Kota Malang,” tutupnya.
Senada, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag), M Syailendra menjelaskan, ekonomi kreatif yang dinaungi oleh Diskopindag lebih kearah industri kreatifnya.
Disebutkannya, industri kreatif total ada 17 subsektor, di antaranya aplikasi, game, film, animasi, fashion, kuliner, kriya, kerajinan, seni pertunjukan, dan lain-lainnya.
“Untuk perkembangannya, Kota Malang ini sudah menetapkan dan sudah ditetapkan oleh Kemenparekraf sebagai Kota Kreatif di bidang aplikasi, game dan kuliner,” ungkapnya.
Diiluar sektor itu, ada sektor fashion, kriya atau kerajinan juga menjadi potensi di Kota Malang. Sedangkan potensi di aplikasi dan game sudah luar biasa komunitasnya. Di komunitas tersebut ada beberapa pelaku usaha atau industri kreatif di sektor digital.
“Total kurang lebih 200 yang tergabung dalam komunitas tersebut,” imbuhnya.
Tantangan yang dihadapi cukup bervariasi, sebab dalam industri game dan animasi cenderung pemainnya adalah generasi millenial. Omzet yang dihasilkan tidak sama dengan produk-produk nyata seperti barang.
“Hubungannya tidak hanya di Indonesia, tetapi animasi buyer-buyernya dari luar negeri,” jelas Sailendra.
Dari sektor kuliner, Malang mempunyai potensinya besar, potensi itu tidak kalah secara kualitas produk. Banyak olahan baik kering maupun basah, mulai dari kripik tempe, kripik buah, dan bermacam-macam makanan yang produknya bisa dinikmati wisatawan luar negeri.
“Sedangkan untuk desain atau fashion, kita ada agenda rutin Malang Fashion Movement. Diikuti peserta dari luar daerah bahkan luar negeri ikut berpartisipasi,” tuturnya.

Diskopindag mengaku, pihaknya telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Seperti acara Festival Mbois kerjasama dengan Tokopedia, elfara punya e-commerse, mempromosikan produk Kota Malang dan ikut menjualkan secara online disana.
Sementara untuk pendampingan, pihaknya telah mengadakan pelatihan-pelatihan. Termasuk juga menggencarkan sertifikasi untuk pelaku industri aplikasi dan game. Total 20 orang yang sudah melakukan ujian sertifikasi.
“Pelaku-pelaku industri digital itu kadang kala mereka itu mau mengajukan proposal atau jobs yang membutuhkan sertifikasi. Dari komunitasnya juga ada seleksi untuk bisa mengikuti sertifikasi,” tutupnya. (jaz/rhd)
Baca juga:
- UMM Terapkan Green and Halal Kurban Istikamah 5 Tahun Bebas Sampah Plastik
- DPC PDI-P Kota Malang Sembelih 8 Sapi dan 6 Kambing, Bagikan 3.500 Paket Daging Kurban
- Film Komedi Romantis Layar Lebar Berdurasi Panjang bakal Diproduksi di Kota Batu
- UM Sabet Juara Umum Kedua di POMPROV Jatim 2025 dengan Torehan 97 Medali
- Lathifah Shohib Berharap Ritual Ibadah Kurban Menjadi Contoh Baik di Kehidupan Sehari-hari