Warga Malang Alami Kebutaan Setelah Vaksin, Ternyata Ini Penyebabnya

Tim medis dan Kadinkes Kota Malang saat konferensi pers di RSSA. (ist) - Warga Malang Alami Kebutaan Setelah Vaksin, Ternyata Ini Penyebabnya
Tim medis dan Kadinkes Kota Malang saat konferensi pers di RSSA. (ist)

Malang, SERU.co.id – Sempat viral beberapa  pekan ini, salah satu warga Kota Malang mengalami kebutaan selepas vaksinasi di bulan September kemarin. Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang dan Rumah Sakit dr Saiful Anwar (RSSA) memberikan keterangan resmi penyebab kebutaan sementara pasien tersebut.

Dokter Spesialis Saraf Konsultan, dr Rodhiyan Rakhmatiar mengungkapkan, hasil pemeriksaan laboratorium darah di kepala tidak didapatkan tanda-tanda yang mengarah ke pembekuan. Serta tidak ada penyumbatan pembuluh darah otak yang mengarah ke mata.

Bacaan Lainnya

“Akhirnya dari tim kita sepakat bukan suatu kasus penyumbatan, tapi lebih pada kasus peradangan pada saraf mata,” seru dr Rodhiyan Rakhmatiar Sp S, dalam konferensi pers di RSSA, Selasa (7/12/2021).

Sebelumnya, tim medis  merencanakan rawat inap dengan tujuan untuk melakukan serangkaian pemeriksaan. Pemeriksaan yang sudah dilakukan saat rawat inap pertama adalah laboratorium, darah dan segala macam.

Dokter yang juga praktek di RS Persada Hospital ini menambahkan, pemeriksaan juga dilakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Yakni pemeriksaan organ tubuh yang dilakukan dengan menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio.

Tidak berhenti disitu, pemeriksaan juga dengan MRA atau Magnetic Resonance Angiography, yakni pemeriksaan radiologi yang memanfaatkan magnetic resonance khusus untuk pembuluh darah (vaskuler).

“Kita evaluasi kembali dari hasil MRI ulang, hasilnya sama. Tidak didapatkan tanda-tanda pembekuan darah. Memang tujuan kami menyingkirkan pembekuan darah,” jelasnya.

dr Rodhiyan menegaskan, tidak ada penyumbatan serta pasien cukup banyak perbaikan respon terapi anti radang yang diberikan sampai sekarang. Sehingga menunjukkan hasil yang memuaskan secara perlahan.

Meski telah membaik, akan tetapi tim medis tetap memberikan saran kepada pasien untuk terus telaten dalam berobat atau berkonsultasi ke poli. Sehingga tim dokter terus bisa memantau dengan rawat jalan.

“Saran kami memang tetap melakukan pemeriksaan evaluasi rutin dan kita kawal untuk melihat perbaikan kedepan,” pungkasnya.

Senada, Spesialis Mata di Poli Mata RSSA dr Wino Vrieda Vierlia SpM menjelaskan, awalnya mendapat salah satu pasien yang mengeluhkan hilangnya penglihatan setelah vaksin. Pihaknya telah melakukan pemeriksaan lengkap, baik menilai anatomi, saraf mata hingga terkait pembuluh darah.

Selain itu, juga melakukan pemeriksaan melalui hal yang lain, termasuk pencitraan kepala dan pembuluh darah di otak. Dari hasil tersebut bisa disimpulkan, kasus hilangnya penglihatan salah satu warga Kedungkandang Kota Malang ini karena peradangan saraf.

“Dari diagnosis ada peradangan pada saraf mata atau yang kita sebut Neuritis optik,” tandas dokter yang menempuh pendidikan spesialis mata di Universitas Brawijaya ini.

Pihaknya menyarankan, agar kondisi bisa membaik 100 persen,.pasien harus tetap rutin kontrol di poli RSSA. Sehingga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses penyembuhan.

“Kami harapkan ada evaluasi secara rutin dan berkala, untuk bisa mempertahankan kondisi yang telah membaik,” tutupnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait