Malang, SERU.co.id – Kota Malang kaya akan wisata kampung tematik, salah satunya Kampung 1000 Topeng Desaku Menanti, di Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Ditengah pandemi covid-19, sektor pariwisata mulai kembali bangkit. Untuk itu, Pemkot Malang mendorong geliat kampung ini untuk menggenjot perekonomian masyarakat setempat.
Kampung 1000 Topeng Desaku Menanti berciri khas tersebar beragam topeng khas Malangan, mulai dari yang model ukuran kecil hingga yang berukuran raksasa, sejak pintu masuk, masing-masing rumah warga setempat hingga area wisata.
“Topeng Malang itu ikon seni budaya Malang Raya yang harus kita majukan bersama. Salah satunya di Kampung 1000 Topeng Desaku Menanti ini. Dengan sinergi Pemkot Malang, warga setempat dan seniman/budayawan, mari bangkitkan kembali Kampung Topeng ini,” seru Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, dalam sambutan acara Wilujengan Kamulyan Kampung 1000 Topeng Desaku Menanti, Sabtu (24/10/2020).
Disebutkan Bung Edi, sapaan akrab Wawali, kampung topeng memiliki nilai historis tersendiri bagi warga setempat. Pasalnya, awal didirikan merupakan tempat rehabilitasi anak jalanan, pengemis, pengamen hingga gelandangan Kota Malang yang sudah berubah hidupnya, lantaran diberikan tempat pemberdayaan.
“Kampung ini berdiri karena mereka yang mengelola. Dinsos memberikan tempat tinggal disini dan membuat konsep kampung topeng untuk memenuhi perekonomian mereka, agar tidak kembali ke jalanan,” imbuhnya Bung Edi.
Menggandeng lintas komunitas, khususnya seniman/budayawan yang memiliki visi misi yang sama, bersinergi mempromosikan kembali Kampung Topeng ini, sebagai upaya bangkit dari pandemi covid-19.
Selain penambahan sarana prasarana lain, seperti area taman dan bermain anak, spot-spot foto dengan latar topeng Malangan, dan lainnya. Menurut Bung Edi, upaya mengadakan berbagai acara seperti festival, seyogyanya bisa menjadi nilai tambah untuk semakin dikenal oleh masyarakat luas.
Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang, Ki Demang mengatakan, Kampung 1000 Topeng adalah Kampung tematik di Kota Malang yang mengawali pemakaian Topeng sebagai ikon budaya Kota Malang dan topeng sebagai objek wisata. Sudah sepatutnya, kampung wisata tematik lainnya mencontoh kampung ini dengan menempatkan topeng sebagai ikon seni budaya sekaligus wisata di Kota Malang.
“Topeng Malang harus menjadi spirit wisata dan mampu menjadi kebanggaan warganya agar mendunia,” tutur pemilik nama asli Isa Wahyudi, sekaligus Penggagas Kampung Budaya Polowijen.
Acara di mulai dengan senam sehat seluruh warga Kampung 1000 Topeng bersama seluruh pengujung. Dilanjutkan potong tumpeng wilujengan yang bertujuan untuk doa tolak balak membuang sial, serta pagebluk penyakit pandemi Covid-19.
“Nasi tumpeng dan jenang sengkolo kembang 7 rupa dan cok bakal, sebagai perlambang agar masyarakat giat bekerja dan dijauhkan dari balak,” ungkap Ki Suroso, seniman dan tokoh Topeng Malang dari Kedungmonggo Pakisaji Malang, didampingi Ki Joko Rendi (seniman topeng Malang dari komunitas TitiekTenger dan Nareswati).
Dalam kesempatan itu, juga dimeriahkan dengan praktek membuat topeng, menari topeng sabrang bersama seluruh pengunjung dipandu oleh Ki Suroso, Ki Demang, Kakang Mbakyu Cilik dan Duta Budaya Kota Malang. Penampilan Tari Randa yang dibawakan oleh Romo Cipto dari Bali dan penampilan musik sapek Kak Aziz Franklin, serta tari-tarian lainnya. (isa/rhd)