Ujicoba Covifor, Obat Corona Impor India

Covifor
Covifor. (ist)

Jakarta, SERU.co.id – PT Kalbe Farma resmi memperkenalkan obat corona dengan merek Covifor. Covifor merupakan obat dengan kandungan remdesivir, buatan perusahaan farmasi asal India, Hetero. PT Kalbe Farma mengimpornya lewat anak perusahaan Hetero, PT Amarox Pharma Global.

Covifor telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM) Republik Indonesia, lewat skema izin penggunaan darurat. Obat ini akan dijual dengan harga kisaran Rp 3 juta.

Bacaan Lainnya

“Terkait harga, bahwa harga memang saat ini sekitar Rp 3 juta,” ujar Vidjongtius, Presiden Direktur Kalbe Farma.

Di negara asalnya, Covifor telah diluncurkan pada 21 Juni 2020 setelah mendapat persetujuan dari Drug Controller General India. Hasil penggunaan obat ini menunjukkan viral load pada pasien menurun. Obat ini juga dapat membantu pasien lebih cepat pulih.

Nantinya, di Indonesia, covifor tidak akan dijual bebas, hanya di bawah pengawasan dokter. Hal ini lantaran izin edar yang hanya untuk penggunaan emergensi saja.

“Covifor izin edarnya dengan penggunaan emergensi (Emergency Use Authorization). Jadi harus di bawah konsultasi dengan dokter di rumah sakit,” tegas Vidjongtius.

Di Indonesia, penggunaan covifor pertama kali akan dilakukan kepada 25 pasien dengan gejala berat di RSUP Persahabatan, Jakarta. Hal itu disampaikan oleh dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan.

“Untuk pertama kalinya, remdesivir ini akan kita coba ke pasien di RS Persahabatan ya. Untuk di awal pada 25 pasien,” terang Erlina.

Obat remdesivir hanya diperuntukkan bagi pasien penyakit covid-19 yang dikonfirmasi oleh laboratorium. Pasien yang diperbolehkan, adalah dengan gejala berat dan dikhususkan orang dewasa atau remaja, dengan usia 12 tahun dan berat badan minimum 40 kilogram.

Erlina menceritakan, remdesivir ini sudah pernah digunakan untuk menangani wabah Ebola yang pernah mencuat beberapa tahun lalu. Ia juga menyebut, keberhasilan remdisivir ini pada pasien covid-19.

“Di banyak negara sudah diujikan ke pasien Covid-19 dan memberikan hasil yang baik,” terangnya.

Remdisivir bekerja untuk menghambat replikasi virus, sehingga tidak memperparah. Sistem imun pasien pun dapat mengendalikan virus itu.

Dalam kasus covid-19, virus menginfeksi manusia lewat reseptop di permukaan sel, yaitu Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2). ACE2 ini merupakan enzim yang menempel di permukaan luar sel di beberapa organ, seperti paru-paru, jantung, dan ginjal. Sehingga, setelah virus berikatan dengan sel jaringan paru-paru, maka akan mereplikasi diri.

“Nah, remdesivir ini fungsinya mencegah terjadinya proses replikasi ini,” tambah Erlina.

Pemberian remdesivir pasien dilakukan lewat infus. Dosis yang diberikan pun telah terukur.

“Remdesivir diberikan melalui infus. Hari pertama 200 miligram, hari berikutnya bisa sampai 5-10 hari diberikan sebanyak 100 miligram. Ini diinfuskan bersama NaCL 0,9 persen,” paparnya. (hma/rhd)

disclaimer

Pos terkait