Merasa Ditipu dan Alami Kerugian Rp7 Miliar, Puluhan Member Arisan Online Bodong Lapor ke Polres Malang

Merasa Ditipu dan Alami Kerugian Rp7 Miliar, Puluhan Member Arisan Online Bodong Lapor ke Polres Malang
Para member arisan online bodong tengah melakukan pelaporan ke Polres Malang. (wul)

Malang, SERU.co.id –  Puluhan anggota arisan online bodong mendatangi Polres Malang pada Jumat (8/8/2025) untuk melaporkan dua saudara kembar, REK (26) dan NKS (26), yang merupakan pemilik arisan bernama Arisan Amanah. Mereka melaporkan dugaan penipuan berkedok jual beli arisan, dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp7 miliar.

Bacaan Lainnya

Salah satu korban, Diana, mengungkapkan bahwa setidaknya ada 30 orang member yang ikut serta dalam pelaporan tersebut. Mereka melapor karena tidak mendapatkan itikad baik dari pihak owner untuk mengembalikan dana yang telah disetorkan.

Kronologinya itu, di tanggal 24 Juli kemarin, ownernya tiba-tiba memutuskan pengembalian modal member-member. Jadi uang yang sudah diserahkan ke owner, itu mau dikembalikan di tanggal 24. Terus sampai hari ini belum ada pengembalian, owner-nya juga kabur,” seru Diana saat dikonfirmasi SERU.co.id.

Menurut Diana, nilai kerugian yang dialami para member sangat bervariasi, mulai dari Rp10 juta hingga Rp500 juta per orang.

Kalau member baru ada yang Rp10 juta, ada yang Rp15 juta. Ada yang sampai Rp500 juta. Total Rp7 miliar, dari 350 member,” bebernya.

Diana menjelaskan bahwa kedua saudara kembar tersebut telah menjalankan usaha arisan reguler sejak tahun 2017 dan awalnya berjalan dengan lancar. Namun sejak 2023, mereka mulai menjual slot arisan kepada member yang membutuhkan dana cepat dengan sistem keuntungan tertentu.

“Si owner ini menjual get arisan, semisal get Rp1 juta dijual Rp500 ribu. Jadi yang beli itu untuk Rp500 ribu. Itu banyak banget list-nya. Hampir setiap hari itu ada, dari pagi sampe malem. Banyak banget, pokoknya dari pagi sampe sore selalu ada bahkan sampai malam list-nya selalu muncul. Jadi misalkan list yang pertama habis, keluar lagi gitu. Kadang 20 slot,” ungkapnya.

Diana menambahkan, para korban tidak hanya berasal dari wilayah Malang Raya saja, tetapi juga dari daerah lain seperti Banyuwangi, Jember, Jawa Tengah, Kalimantan, bahkan hingga para Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Dalam upaya menuntut hak mereka, para member sempat mendatangi rumah kedua terlapor. Namun saat didatangi kembali, mereka sudah tidak berada di lokasi.

Sudah ditemui yang hari pertama masih ada terlapor di rumah, terus 2 hari kemudian sudah gak ada, cuma ada orangtuanya. Ditelepon gak bisa. Kita minta hak kita, modal yang belum dicairkan, tapi gak dikasih. Sekarang dia kabur,” tuturnya. (wul/ono)

disclaimer

Pos terkait