Malang, SERU.co.id – Pemkot Malang menyiapkan Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Bumiayu menjadi pionir Koperasi Merah Putih di Kota Malang. Bukan tanpa alasan, koperasi yang diawali dari tingkat RW itu sebelumnya hanya memiliki modal Rp600 ribu hingga mencatatkan aset Rp180 juta.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, pihaknya melakukan peninjauan terkait perkembangan koperasi. Sebelumnya, ia bersama jajaran terkait usai meninjau Koperasi Merah Putih di Desa Randugading, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.
“Koperas tersebut telah lebih dulu berkembang dan kini ditunjuk mewakili Provinsi Jawa Timur dalam program Koperasi Merah Putih. Dari kunjungan ke Randugading, banyak hal yang bisa kita pelajari, salah satunya kebutuhan fasilitas,” seru Wahyu, Senin (28/7/2025).
Ia mengungkapkan, KKMP Bumiayu saat ini masih memanfaatkan rumah Ketua RW setempat untuk kegiatan operasional. Sedangkan, di kawasan tersebut terdapat bangunan Pustu (Puskesmas Pembantu) yang hanya dimanfaatkan sekali seminggu.
“Saya sudah meminta berbagai pihak terkait untuk koordinasi dan memanfaatkan fasilitas tersebut menjadi kantor, gudang, sekaligus apotek dan klinik. Dengan menjadi satu kesatuan, dapat dioptimalkan untuk mendukung aktivitas koperasi,” ungkapnya.
Selain mendorong ketersediaan fasilitas representatif, orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu meminta para pengurus KKMP Bumiayu belajar dari KKMP Randugading. Diharapkan, berbagai ilmu yang didapatkan nantinya dapat disesuaikan dan diterapkan di KKMP Bumiayu.
Ia menerangkan, KKMP Randugading sudah memiliki sejumlah unit usaha. Diharapkan, para pengurus KKMP Bumiayu bisa belajar terkait pengelolaan unit usaha koperasi. Mulai dari kerja sama dengan ritel modern, distribusi LPG dari Pertamina, hingga pengelolaan apotek dan klinik.
“Kami akan membangun lokasi ini untuk menjadi contoh Koperasi Merah Putih di Kota Malang. Alhamdulillah, Pak RW berpengalaman di koperasi, sehingga akan bisa menjadi pionir keberhasilan Koperasi Merah Putih di Kota Malang,” ujarnya.
Ketua KKMP Bumiayu, Wusono menerangkan, koperasi ini berawal dari tingkat RW pada tahun 2017, bernama Koperasi Bumiayu Mandiri Sejahtera (BMS). Kegiatan koperasi saat itu diawali dari dana bergulir sebesar Rp600 ribu.
“Dari dana itu, kami kelola dengan sistem yang kami sepakati bersama. Hingga saat ini berkembang dengan total aset menjadi Rp180 juta dengan 118 anggota,” bebernya.
KMP Bumiayu kini merintis unit usaha sembako dengan tiga bahan pokok utama, yaitu beras, gula dan minyak, menggunakan sistem wajib beli dan pesanan. Dalam waktu dekat, pihaknya juga merencanakan pengembangan usaha LPG 3 kilogram, serta merambah sektor pertanian berupa penyediaan pupuk dan obat-obatan.
“Kami berharap, jika nanti Pustu bisa digunakan sebagai kantor koperasi, maka akan ada mart kecil di sana. Lokasinya juga cukup mendukung untuk pelayanan dan kegiatan lainnya,” pungkasnya.
Dengan langkah ini, KMP Bumiayu diharapkan bisa menjadi pionir pengembangan koperasi berbasis kelurahan di Kota Malang. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah kota dalam memperkuat ekonomi kerakyatan. (bas/rhd)