Sumenep, SERU.co.id – Kembali jadi sorotan nasional saat Pulau Madura khususnya Perairan Masalembu, Kabupaten Sumenep jadi lokasi penemuan Narkoba jenis sabu sabu seberat 35 kilogram, pada Rabu (28/5/2025).
Tentu saja temuan ini menguatkan dugaan jika Perairan Masalembu Kepulauan Masalembu, Kabupaten Sumenep menjadi jalur strategis peredaran narkotika internasional.
Apalagi sabu ditemukan oleh nelayan lokal yang dilaporkan ke Koramil 0827/22 Masalembu. Peristiwa itu terjadi saat empat nelayan lokal tengah berburu teripang di pesisir Desa Sukajeruk sekitar 4 mil dari garis pantai Pulau Masalembu.
Sepulang berburu teripang lalu mendapati sebuah drum mencurigakan terapung di tengah laut. Setelah diperiksa, drum itu ternyata berisi puluhan paket sabu siap edar.
baca juga: Polda Jatim Tangkap Dua Kurir Narkoba Jaringan Internasional, Sita 22 Kilogram Sabu
Komandan Kodim 0827/Sumenep, Letkol Inf Yoyok Wahyudi, menyatakan bahwa dengan kondisi geografis Sumenep yang terdiri dari banyak pulau, pengawasan jalur laut perlu sinergi kuat dari semua pihak.
“Hasil pengujian dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur memastikan seluruh isi bungkus itu adalah sabu sabu dengan total seberat 35 kilogram. Saat melakukan pengujian bersama BNNK Sumenep dan Polda Jatim,” terang Letkol Inf Yoyok Wahyudi.
Senada dengan itu, Kasi Intelijen dan Pemeriksaan BNNP Jawa Timur, AKBP Damar Bastian mengungkapkan temuan ini menguatkan dugaan adanya modus baru dalam penyelundupan Narkoba.
“Modusnya dengan cara melempar tong berisi sabu ke laut, lalu kurir lain akan mengambilnya di titik koordinat yang telah ditentukan. Ini sangat berbahaya,” dalam keterangan persnya, Jumat (30/5/2025).
baca juga: Diduga Sebagai Pengendali Sabu, BNNP Jatim Geledah Rumah Oknum Polisi di Sidoarjo
Ia mengungkapkan jika di drum tersebut ditemukan berbagai tulisan asing dalam bahasa Jepang, Thailand, Inggris dan Cina. Meskipun demikian belum bisa dipastikan negara asal temuan Narkoba tersebut.
“Penemuan sabu seberat 35 kilogram ini adalah yang terbesar di laut wilayah Jawa Timur sejauh ini. Hal itu juga akan dilaporkan ke pusat untuk ditelusuri lebih dalam terkait jaringan pengedarnya,” tandasnya. (edo/mzm)
