Malang, SERU.co.id – Universitas Brawijaya (UB) terus menunjukkan taringnya di kancah riset global. Melalui kolaborasi internasional yang intensif dan terarah, UB mencatat lonjakan signifikan dalam pendanaan riset per dosen. Terutama dari hibah luar negeri dan kemitraan strategis dengan berbagai institusi global.
Rektor UB, Prof Dr Ir Widodo SSi MSi PhD MedSc mengungkapkan, salah satu tonggak keberhasilan datang dari Pusat Studi Inovasi Kesehatan dan Pembangunan UB yang dipimpin oleh Dr. Sujarwoto dari Fakultas Ilmu Administrasi. Tim ini berhasil meraih pendanaan dari National Institute for Health Research (NIHR), Inggris. Untuk proyek riset yang berfokus pada digitalisasi layanan kesehatan dan kebijakan publik berbasis bukti.
“UB juga memperoleh hampir 1 juta USD melalui kerja sama dengan Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA). Dana ini mendukung riset kolaboratif di bidang pertanian, pangan dan pembangunan berkelanjutan. Melibatkan dosen dan mahasiswa UB dalam proyek-proyek berbasis inovasi yang berdampak nyata,” seru Prof. Widodo.
Prof. Widodo menyatakan, capaian ini adalah bukti nyata dari kepercayaan komunitas internasional terhadap kapasitas riset UB.
“Kami ingin menjadikan UB sebagai rumah bagi riset-riset berdampak global. Ini bukan hanya soal peningkatan angka pendanaan, tetapi tentang menempatkan UB dalam peta riset dunia melalui kolaborasi yang bermakna,” ujarnya.
Tak hanya itu, UB kini juga aktif bermitra dengan berbagai lembaga internasional seperti Erasmus (Eropa) dan pemerintah Australia. Program-program ini diarahkan untuk membangun riset multidisipliner dan memperkuat pertukaran pengetahuan antarnegara.
Sementara itu, Wakil Rektor V UB, Prof Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak menambahkan, keberhasilan ini tak lepas dari strategi jangka panjang UB dalam membangun jejaring global.
“Kami dorong dosen untuk aktif menjalin kerja sama, baik dengan universitas luar negeri maupun lembaga riset non-akademik. Pelatihan proposal internasional, penguatan kapasitas dan pendampingan intensif menjadi kunci keberhasilan,” jelasnya.
UB juga menggulirkan berbagai skema dukungan riset internasional. Seperti program DOKAR (Dosen Berkarya), penunjukan Adjunct Professors dan Visiting Lecturers, serta hibah kolaboratif lintas negara. Inisiatif ini dirancang untuk memperkuat posisi UB sebagai pusat riset berstandar internasional.
Tak kalah penting, UB mendorong keterlibatan aktif dosen muda dalam proyek-proyek riset bersama peneliti senior. Pendekatan ini menjamin alih pengetahuan dan pembinaan karier akademik berkelanjutan di lingkungan kampus.
“Kami optimistis, dengan strategi kolaboratif dan dukungan penuh dari universitas, para peneliti UB akan mampu berkontribusi lebih luas dalam lanskap riset global. Inilah saatnya UB meneguhkan perannya sebagai universitas berbasis riset internasional,” tutup Prof. Unti. (aan/mzm)