Kadindik Jatim Tepis Tudingan Penerimaan Siswa SMA Taruna Berdasarkan Besarnya Sumbangan

Kadindik Jatim Tepis Tudingan Penerimaan Siswa SMA Taruna Berdasarkan Besarnya Sumbangan
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Dr. Aries Agung Paewai SSTP MM. (foto: dik)

Batu, SERU.co.id – Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim buka suara terhadap adanya tudingan dari pihak yang menyebutkan proses penerimaan Calon Siswa (Casis) SMA Taruna di Jawa Timur tidak fair. Secara tegas ia menyebutkan, proses penerimaan siswa SMA Taruna tidak membeda-bedakan pekerjaan dari orang tua Casis maupun kesanggupan sumbangan yang diberikan.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Dr. Aries Agung Paewai menuturkan, di SMA Taruna khususnya yang ada di wilayah Jatim, bermacan-macam profil dari orang tua siswa. Mulai dari yang berprofesi sebagai Satpam, petani bahkan siswa yang berstatus yatim piatu.

Bacaan Lainnya

“Tidak ada istilah itu, itu hanya keirian saja,” serunya di sela melakukan pemeriksaan venue lomba Drumband SMA Taruna Creative, Rabu (14/5/2025) di Stadion Gelora Brantas Batu.

baca juga: Kadindik Jatim Soal PPDB: Kartu Keluarga Tidak Boleh Dipermainkan!

Aries menuturkan, sebagai sekolah Boarding School, diakui mau tidak mau memang harus ada kebutuhan biaya tambahan. Pasalnya sekolah tersebut memang berbeda dengan sekolah pada umumnya. Hal ini disebabkan para siswa SMA Taruna harus hidup di asrama dan butuh biaya seperti makan.

“Memang tidak sepenuhnya bisa dilakukan oleh pemerintah, maka butuh partisipasi orang tua. Nah pada waktu mereka dites, diwawancara, akan ditanya kesanggupan dari orang tua tentang berapa kebutuhannya. Kalau sanggupnya sekian, oke,” tutur Aries.

Pada tahap penerimaan calon siswa SMA Taruna, tambah Kadindik Aries, nantinya akan ada Rating dari tiap-tiap pendaftar. Rating tersebut lebih kepada nilai kecerdasan dari calon siswa SMA Taruna tersebut. Sehingga tidak sekali hanya memperhitungkan masalah keuangan dari orangtua calon siswa.

Pihaknya juga melaksanakan pengawasan terhadap proses rekrutmen Casis SMA Taruna untuk memastikan siswa yang diterima, benar-benar berdasarkan prestasinya.

“Kita pasti akan awasi, kita enggak mungkin lepas. Pasti kita akan tanya, kenapa ini lulus, nilainya berapa gitu ya. Jadi bukan hanya masalah uang,” tandasnya.

baca juga: Kejati Geledah Kantor Dindik Jatim Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Senilai Rp65 Miliar

Sebelumnya, sejumlah wali murid menyoroti seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) perdana di SMAN 2 Taruna Pamong Praja Bojonegoro. Sejumlah wali murid mengeluhkan adanya indikasi bahwa proses seleksi lebih mengutamakan besaran sumbangan daripada kualitas akademik calon peserta didik.

Dugaan ini mencuat lantaran besaran sumbangan yang diminta sekolah melalui komite telah ditentukan, yakni Rp15 juta per siswa.

Berdasarkan pengakuan sejumlah orang tua, calon siswa yang menyanggupi sumbangan di bawah Rp10 juta tidak ada yang dinyatakan lolos saat pengumuman hasil seleksi tahap akhir, Senin (12/5/2025).

“Sejak tahap wawancara orang tua pada seleksi tahap II, sudah muncul kecurigaan. Komite secara terang-terangan menyampaikan kebutuhan sumbangan pembangunan fisik senilai Rp 3 miliar yang dibagi ke 200 calon siswa,” ujar salah satu wali murid yang enggan disebut namanya.

baca juga: Khofifah dan Kadindik Jatim Tinjau Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di Surabaya

Meskipun komite menyatakan bahwa sumbangan bersifat sukarela dan tidak memengaruhi proses seleksi, kenyataan di lapangan berbicara lain, rata rata yang menyanggupi sumbangan dibawah Rp 10 juta tidak lolos.

“Memang ada yang menyumbang Rp 25 juta tetap tidak diterima, tetapi yang diterima kebanyakan menyanggupi Rp 15 juta ke atas, bahkan ada yang sanggup Rp 50 juta hingga Rp 400 juta,” kata sumber tersebut.(dik/ono)

 

Pos terkait