Malang, SERU.co.id – Seluruh sekolah di Kabupaten Malang tetap lakukan proses belajar mengajar secara Luring (luar jaringan) atau tatap muka di ruang kelas di tengah kondisi yang masih belum kondusif ini. Dan diharapkan seluruh guru dan wali murid menjaga para siswa untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan negatif yang merugikan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Suwadji menerangkan, seluruh sekolahan di Kabupaten malang tetap melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Hanya saja seluruh pihak terutama guru, kepala sekolah dan wali murid untuk selalu waspada.
“Untuk pembelajaran di Kabupaten Malang tetap Luring, tatap muka. Tetapi para guru, kepala sekolah, orang tua, kami minta untuk mengawasi murid-muridnya baik pada waktu sekolah maupun di rumah,” seru Suwadji, saat dikonfirmasi SERU.co.id, Senin (1/9/2025).
Dirinya mengatakan, ditengah situasi seperti ini diharapkan seluruh peserta didik untuk selalu menerapkan 7 kebiasaan anak Indonesia cerdas. Yakni bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat serta tidur cepat. Sehingga waktu para siswa ini diisi dengan kegiatan yang positif dan tidak melakukan kegiatan yang merugikan.
“Menerapkan kebiasaan 7 kebiasaan anak Indonesia cerdas itu termasuk tidak mengikuti kegiatan malam hari. Kalau hal itu kami upayakan anak-anak itu tidak ikut serta kegiatan pada malam hari,” bebernya.
Pria berkumis ini menegaskan, pihaknya juga membuat surat edaran (SE), kepada seluruh kepala sekolah, baik PAUD, TK, SD maupun SMP untuk bersama-sama membantu menertibkan para peserta didik dan pengamanan di lingkungan sekolahan.
“Meningkatkan kewaspadaan juga selalu koordinasi apabila akan terjadi sesuatu apa mungkin terjadi sesuatu bisa menghubungi BPBD, dinas maupun kepolisian. Untuk pelanggaran lebih lanjut apabila ditemui indikasi bila terjadi sesuatu,” tuturnya.
Dikatakan Suwadji, sejauh ini pihaknya masih belum menemukan adanya laporan keterlibatan siswa sekolah di Kabupaten Malang yang terlibat dalam demo atau aksi perusakan fasilitas. Dirinya berharap jika tidak ada anak-anak yang terlibat aksi itu, jika ditemukan akan dilakukan pembinaan. Dengan harapan agar tidak kembali diulang.
“Ya tentunya sejauh ini tidak ada lah, tapi tetap kita antisipasi untuk mencegah dini. Pencegahan baik dari imbauan, melalui sekolah, guru, maupun orang tuanya. Agar tidak memanfaatkan anak-anak untuk diajak, atau mungkin terlibat di kegiatan-kegiatan yang melanggar aturan,” terang Suwadji. (wul/mzm)