Boyolali, SERU.co.id – Sejumlah spanduk bernada protes, diantaranya bertuliskan ‘Kami butuh bukti bukan janji; Opo kowe ya mambu telek?’ serta tulisan :Selamat datang di tempat Wisata Baru Embung Belek Lencung’, terpampang di pagar Kantor Desa Winong, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada Rabu (3/2/2023).
Spanduk itu mewarnai pertemuan warga Winong dengan pihak pengusaha peternakan yang difasilitasi Pemkab Boyolali. Selain sejumlah perwakilan warga, hadir pula Maryati selaku peternak ayam petelur dan suaminya, Mulyoto dan didampingi kuasa hukum, Tukinu. Hadir pula Kepala Dinas Lingkungan Hidup (BLH) Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani; Kepala Disnakkan, Lusia Dyah Suciati dan sejumlah pejabat terkait.
Tokoh masyarakat Winong, Mulyadi dalam pertemuan mengatakan berbagai upaya dilakukan termasuk melapor ke dinas terkait.
“Tapi belum ada langkah konkrit untuk mengatasi bau limbah itu. Tak kunjung ada penyelesaian. Bau itu terus muncul berulang,” ujarnya.
Tukinu selaku kuasa hukum pengusaha peternakan ayam Maryati juga mengakui keluhan warga tersebut. Dia menuturkan, bau tidak sedap itu terjadi pada tanggal 18 April lalu dari kawasan kandang ayam milik Maryati. Berawal saat yang bersangkutan ingin melakukan fermentasi kotoran ayam untuk pupuk tanaman alpukat yang akan ditanam di sekitar kandang.
“Kemudian Bu Maryati mengundang seorang ahli,” kata Tukinu.
Dikatakan, ahli itu lalu menuangkan cairan berisi bakteri pengurai pada limbah yang tertampung pada embung. Tak disangka dalam waktu relatif singkat, muncul bau menyengat disusul turunnya hujan. Pihaknya lalu mencoba mengatasi bau dengan penaburan kapur dan zat pengurai lainnya untuk mengatasi bau.
“Dan kini sudah 85 persen masalah bau sudah tertangani. Saya sadar salah dan saya meminta maaf kepada masyarakat,” ujarnya.