Permintaan Meningkat, Pengusaha Tempe Tingkatkan Kapasitas Produksi

proses pengepakan kripik tempe 'rohani' yang meningkat saat bulan ramadan
Proses pengepakan kripik tempe 'Rohani' yang meningkat saat bulan Ramadan. (foto:ws7)

Malang, SERU.co.id – Masuknya bulan Ramadan 1444 Hijriah menjadi berkah bagi pengusaha kripik tempe di Kota Malang. Salah satu usaha kripik tempe mengaku perlu meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar saat ramadan.

Pengelola Usaha Produksi Tempe ‘Rohani’, Maria Ulfa mengaku harus siap dengan tingginya permintaan yang rutin terjadi saat high session seperti saat Bulan Ramadan. Untuk itu, dia meningkatkan kapasitas produksi hingga 600 bungkus per hari nya.

Baca Lainnya

“Jadi untuk persiapan lebaran itu kita memang sengaja menambah kapasitas. Jadi yang biasanya misalnya kapasitas produksinya itu 300-400 bungkus, kita tambah 200 bungkus lagi, jadi totalnya ada 600 bungkus per hari,” seru Ulfa.

Tingginya jumlah bungkus yang diproduksi per hari, otomatis juga meningkatkan kebutuhan bahan baku tempe. Menurut Maria Ulfa, di hari normal hanya membutuhkan 22-23 papan tempe, namun saat bulan puasa bisa menghabiskan 30 papan tempe setiap harinya.

“Nah itu kita udah mulai menambah stok itu dari seminggu sebelum bulan puasa. Bahkan dua minggu sih sebelum bulan puasa itu kita udah mulai menambah kapasitas produksi,” ujarnya.

Ulfa sendiri mengelola dua tempat produksi kripik tempe. Satu tempat berada di kawasan Sanan Kota Malang, hanya untuk memproduksi kripik tempe irisan bulat. Sedangkan untuk tempat produksi yang ada di Satsui Tubun Gang 1 ini memang khusus untuk memproduksi kripik tempe irisan kotak.

“Kalau di sini, pegawai yang bagian goreng itu ada 6, terus yang di Sanan ada 3, yang bagian goreng aja. Kalau yang bagian packing, kita ada 5. 6 sama 5, jadi 11 orang,” kata Ulfa menjelaskan.

Terkait dengan fluktuasi harga bahan baku, Maria Ulfa sudah menyiasati hal itu saat terjadi perlonjakan harga di akhir tahun 2022. Termasuk saat bahan baku minyak dan kedelai naik.

“Kebetulan sudah menaikkan harga dari awal minyak sama kedelai naik, itu sudah kita naikkan. Di tahun kemarin akhir ya, tahun 2022 akhir. Jadi sekarang harganya masih tetap, masih tetap dengan harga 2022 akhir itu,” ujarnya.

Sebagai usaha yang berdiri sejak 1988, Kripik Tempe Rohani saat ini telah melakukan berbagai terobosan. Bahkan telah memiliki varian rasa hingga 18 jenis. Per bungkusnya, kripik tempe dijual dengan harga Rp8.500 hingga Rp15.000.

“Kalo yang paling best seller, yang original. Dan kami itu udah siapkan kemasan kardus, jadi kebanyakan customer itu dibawa pakai kardus. Jadi minimal isi kardus itu lima. Isi sepuluh. Itu yang paling best seller,” pungas Maria Ulfa. (ws7/ono)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *