Wali Kota Malang Apresiasi Generasi Milenial Jadi Petani

Wali Kota Malang, Sutiaji serahkan penghargaan kepada petani milenial terpilih. (ws7) - Wali Kota Malang Apresiasi Generasi Milenial Jadi Petani
Wali Kota Malang, Sutiaji serahkan penghargaan kepada petani milenial terpilih. (ws7)

Malang, SERU.co.id  – Keterbatasan lahan pertanian tidak membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Malang pesimis mencetak bibit petani dari generasi milenial. Hal itu diperlihatkan banyaknya anak muda yang tak segan menjadi petani, bahkan telah menjadi sukses.

Wali Kota Malang, Sutiaji menuturkan, ternyata banyak anak muda yang tertarik dengan pertanian. Ditengah-tengah stigma bahwa pertanian hanya dilakukan oleh generasi tua. Dirinya mengapresiasi para milenial yang memilih profesi petani tersebut.

Baca Juga

“Para milenial-milenial ini tertarik dengan pertanian, tidak lari dari pertanian. Kan sekarang yang petani seakan orang tuwek-tuwek tok, orang kewut-kewut,” seru Sutiaji, Senin (6/3/2023).

Sebagai bentuk dukungan terhadap petani milenial, Pemkot Malang juga memberikan sejumlah apresiasi. Yakni penghargaan kepada para petani milenial di Kota Malang yang berhasil mengembangkan pertaniannya melalui penyuluhan-penyuluhan yang telah diberikan.

“Tadi saya melihat banyak. Masalah (petani) cabe, ada tomat, ada sayuran, itu anak muda-muda. Ada lagi tadi masalah peternakan dan seterusnya,” tambah Sutiaji.

Baca juga : Petani Milenial Malang Ikuti Pelatihan Kultur Jaringan

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Dispangtan), Slamet Husnan menyampaikan, pemilihan nominasi tersebut telah melalui sejumlah kurasi. Diawali dari 17 petani milenial yang mempresentasikan usaha taninya. Kemudian disaring menjadi 8 petani yang dinilai langsung di tempat usaha pertaniannya.

Tidak hanya kepada para milenial, Dispangtan Kota Malang juga mendorong para petani agar tidak meninggalkan lahan pertanian. Salah satunya, dengan memberikan sejumlah fasilitas pertanian.

“Melalui Dispangtan, kita memberi fasilitas berupa bibit benih, benih jagung, benih padi, kemudian sarana prasarana seperti hand traktor, cultivator. Kemudian pemberian racun hama pengganggu dan jaring untuk mencegah bulir-bulir padi dimakan burung saat panen,” lanjut Slamet.

Baca juga : Sayur dan Buah Tak Dapat Jatah Pupuk Subsidi, Petani Beralih ke Pupuk Organik

Berdasar data Dispangtan Kota Malang, di tahun 2022, luasan lahan pertanian yang ditanami padi mencapai 803 hektare. Slamet Husnan berharap, tidak ada penurunan luasan di tahun ini, terlebih sudah ada 400 hektare lahan yang ditetapkan menjadi Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD).

“Data lahan pertanian yang ditanami padi masih 803 hektare 2022 dan 2021. Mudah-mudahan ini 2023 tidak selalu berkurang, cuman di RT RW sudah diikat kawasan sawah yang dilindungi,” pungkasnya. (ws7/rhd)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *