Nico menambahkan, setidaknya masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan. Dari kurang lebih 40 ribu penonton yang ada di Kanjuruhan, tidak semuanya yang melakukan tindakan anarkis itu. Kemungkinan kisaran 3 ribu orang yang masuk kedalam lapangan.
“Sedangkan yang lain tetap, hal yang ingin saya sampaikan kalau memang semuanya mematuhi aturan, kami juga akan melaksanakan juga dengan baik. Karena kami ini ada sebab akibatnya kami akan meninjak lanjuti,” jelasnya.
Sebagai informasi, penonton turun ke lapangan usai laga merupakan hal lumrah dalam persepakbolaan di Indonesia. Lantaran untuk mengambil dan merapikan atribut dukungan, seperti banner, bendera, maskot dan lainnya. Bagi Aremania, kebiasaan mereka turun ke lapangan, untuk menyambut (saat menang) dan menghibur (saat kalah) para pemain.
“Itu hal yang lumrah dan biasa bagi Aremania,” tegas Barjog, salah satu pentolan Aremania Kampus Unisma.
Bahkan nampak salah satu Aremania yang turun kemarin mendekati kiper Arema, Maringa, untuk memeluk, bukan memukul. Jika kemudian, turunnya Aremania dipersepsikan lain, hingga berujung Tragedi Kanjuruhan. Maka harus ada pihak yang bertanggung jawab! (ws6/ono)
Baca juga:
- OJK Malang Cabut Izin Usaha PT BPR Dwicahaya Nusaperkasa Batu
- Diplomat Kemlu Arya Daru Sempat Naik ke Rooftop dan Ponsel Belum Ditemukan
- Konflik Bersenjata Hari Kedua Thailand–Kamboja Semakin Memanas dan Terbuka
- Pelaku Penganiayaan Ayah dan Anak di Situbondo Berhasil Dibekuk
- Hasto Kristiyanto Divonis 3,5 Tahun Penjara dalam Kasus Suap PAW Harun Masiku