“Kesulitannya karena saya ibu-ibu yang masih gaptek (gagap teknologi), jadi pemasaran memang saya agak kesulitan. Apa lagi online ya, kalau online lebih susah dari pada offline. Kataku offline ketemu orang ditawarkan, kalau online yang butuh ilmunya saya,” tutur Ika.
Dalam kemasan yang cantik, dengan berat bersih 100 gram, browniesnya dibandrol dengan harga Rp15 ribu. Dari hasil usahanya itu dalam satu bulan, ibu rumah tangga tersebut dapat meraup untung Rp2-3 juta.
Untuk saat ini produknya masih memiliki dua varian toping saja, yakni toping almond dan cokocip saja. Dia berharap kedepannya ada pelatihan-pelatihan lagi, untuk menambah ilmunya agar tercetus kembali varian anyar untuk brownies kering miliknya. (ws6/ono)
Baca juga:
- Hotman Paris Minta Keadilan kepada Presiden Prabowo dalam Kasus Nadiem Makarim
- Diduga Bunuh Diri, Lansia di Pakis Bakar Tubuhnya dengan Bensin
- Delapan Pengurus Baru DPTP PKS Kabupaten Malang Dilantik, Targetkan Tujuh Kursi di Pilkada 2030
- Pasar Gadang Sering Macet, DPRD Kota Malang Desak Pemkot Atasi Masalah Lalin
- Pemkot Malang Perketat Pengawasan Media Sosial, Cegah Hoaks dan Provokasi