Pemkot Malang Targetkan APBD 2023 Rp2,3 Triliun, Dorong Penguatan Ekonomi Kreatif

Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko saat menyampaikan penjelasan Wali Kota Malang tentang rencana KUA-PPAS. (bim) - Pemkot Malang Targetkan APBD 2023 Rp2,3 Triliun, Dorong Penguatan Ekonomi Kreatif
Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko saat menyampaikan penjelasan Wali Kota Malang tentang rencana KUA-PPAS. (bim)

Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang targetkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2023 sebesar Rp2,3 triliun. Hal ini disampaikan oleh Wakil Wali Kota Malang, Ir Sofyan Edi Jarwoko pada Rapat Paripurna DRPD tentang penjelasan Wali Kota terkait rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), serta rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sasaran (PPAS) APBD, Senin (11/7/2022).

Wakil Wali Kota Malang, Ir Sofyan Edi Jarwoko mengatakan, KUA-PPAS disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2023. Secara umum, kebijakan APBD tahun 2023 dirancang dalam rangka merespon dinamika perekonomian pasca pandemi Covid-19. 

Bacaan Lainnya

“Sebagai bentuk sustainable (keberlanjutan, red) menyelesaikan dampak pandemi, pemulihan ekonomi di sektor priwisata digerakkan, infrastruktur, menangani kemiskinan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kualitas SDM yang ada di pemerintah kota malang,” seru pria yang akrab disapa Bung Edi tersebut.

Hal ini sejalan dengan kebijakan rencana kerja pemerintah daerah Kota Malang tahun 2023, dengan mengusung tema “Pemantapan Industri Kreatif Melalui Transformasi Digital dengan Dukungan Infrastruktur yang Terintegrasi”. 

“Penguatan daripada kondisi pemulihan ekonomi, kita bertumpu pada ekonomi kreatif. Kemudian juga berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia, (penguatan) juga berkaitan dengan infrastruktur yang sekarang sudah mulai,” imbuhnya.

Bung Edi juga mengatakan, penguatan-penguatan tersebut dirasa dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap penekanan angka kemiskinan. Pasalnya, masalah kemiskinan pasca pandemi selama dua tahun masih cukup terasa. 

“Sekarang bagian daripada menyelesaikan masalah-masalah angka kemiskinan kita coba perkecil lagi. Walaupun kita sudah nomor dua terkecil di Jawa Timur setelah Kota Batu,” kata Bung Edi.

Pos terkait