Batu, SERU.co.id – Proyek pembangunan Pasar Induk Among Tani Kota Batu terus dikebut. Kian hari, pembangunannya makin menampakkan bangunan yang kokoh berdiri. Pedagang pasar pun berharap bisa segera menempati lapaknya dengan suasana yang baru.
Pedagang yang kini masih menunggu di pasar relokasi berharap, pembagian lapak yang dilakukan instansi terkait sesuai dengan harapan. Pemkot Batu memberi sinyal, pembagian bedak baru dilakukan saat progres pembangunan pasar sudah mencapai 90 persen.
Kebijakan ini ditanggapi oleh Wakil Ketua 1 DPRD Kota Batu Nurochman.
“Secara prinsip kami mendukung. Tapi Pemkot harus terus berkaca pada data eksisting sebelum relokasi. Pedagang yang memiliki SK sebelum relokasi harus menjadi prioritas,” serunya.
Cak Nur, sapaan akrabnya menyarankan, ada penentuan zona pasar di awal. Setelah itu baru penempatan pedagang menurut zona dan pengundian. DPRD juga meminta agar semua kejelasan informasi diberikan secara transparan pada masyarakat, semisal ada bedak yang ternyata masih kosong.
“Jadi baik dalam pembagian bedak, ketersedian bedak dan informasi lainnya harus diberikan secara satu pintu dan terbuka. Jangan sampai ada beberapa informan pada para pedagang,” cetusnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso mengungkapkan, pembagian bedak menjadi salah satu hal yang riskan jika tak dilakukan di waktu yang tepat. Bila pembagian bedak baru dilakukan saat pekerjaan sudah memasuki tahap 100 persen, akan berdampak pada molornya waktu menempati bedak baru bagi pedagang. Sehingga, saat proses revitalisasi 90 persen, para pedagang sudah mengetahui di mana letak bedaknya.