Master Plan Drainase Kota Malang Terkesan Lamban

Ilustrasi genangan air hujan di Kota Malang. (ist) - Master Plan Drainase Kota Malang Terkesan Lamban
Ilustrasi genangan air hujan di Kota Malang. (ist)

Malang, SERU.co.id – Master plan drainase Kota Malang menjadi salah satu pengurai masalah banjir. Namun, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Rumah Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang menggandeng Fakultas Teknik UB, dalam penyusunannya masih terkesan lamban.

Kepala DPUUPRPKP Kota Malang, Diah Ayu Kusumadewi menuturkan, progres master plan drainase masih terus berlanjut. Yaitu dengan Detail Engineering Design (DED) atau produk perencanaan (detail gambar kerja). 

Bacaan Lainnya

“Sedang survei saat ini mas, untuk penentuan DED-nya,” seru Diah Ayu Kusumadewi, kepada SERU.co.id.

Ditanya soal target, Diah mengungkapkan, dirinya menjawab secara diplomatis mengingat sampai kapan berakhir. Kemungkinan akhir tahun 2022, master plan drainase tersebut baru rampung.

“Aku kok lupa ya. Seingatku akhir Oktober deh,” timpalnya.

Proyek tersebut menggunakan sistem swakelola tipe II. Sesuai dengan Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 3 tahun 2021 tentang Pedoman Swakelola. Pemerintah tidak memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Sedangkan jumlah yang terlibat, tidak hanya segelintir orang, karena melibatkan akademisi.

“Insyaallah surveyornya banyak. Aku lupa jumlahnya, menyesuaikan dengan jumlah kelurahan,” terangnya singkat.

Sebelumnya beberapa minggu yang lalu, DPUPRPKP Kota Malang menyebutkan, master plan drainase bakal menyerap anggaran kurang lebih Rp2,5 miliar. Dimulai penyusunan di bulan Maret 2022 terealisasi.

“Harusnya kontraknya akhir Februari, tetapi melihat prosesnya, kayaknya molor sekitar awal Maret,” ujarnya.

Terpisah, Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko menuturkan, Pemkot Malang sudah merencanakan satu bentuk konsep penyelesaian secara komprehensif. Salah satunya dengan adanya master plan drainase.

“Kalau sudah ada master plan, yang penting itu adalah pelaksanaannya. Jadi dari dulu yang namanya konsep-konsep seperti itu. Harus ada realisasinya,” tutur Sofyan Edi.

Bung Edi, sapaan akrabnya mengaku, salah satu cara selain master plan drainase adalah kegiatan nyata. Sedimen dan sampah yang berada di sungai dibersihkan secara berkala.

Selanjutnya, dalam wilayah kecamatan satu tim dibekali satu alat yang memadai. Pihaknya sudah menyiapkan jauh-jauh hari, tidak hanya pada waktu musim penghujan untuk membersihkan endapan di saluran drainase.

“Kemudian pintu-pintu air yang ada di Sengkaling, harus ada yang jaga. Saya tangkap itu luar biasa,” terangnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait