Malang, SERU.co.id – Di tengah peningkatan sejumlah komoditas pangan strategis, Bank Indonesia (BI) optimis harga komoditas akan kembali ke level normal paska tahun baru. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia Malang pada bulan Desember 2021, juga masih menyiratkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi yang terus menguat.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Desember 2021 tercatat sebesar 131,67, menguat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu 129,75. Hal ini mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi kembali berada pada level optimis (indeks > 100).
“Sejalan dengan membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini. Optimisme konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi ke depan juga terpantau menguat dibandingkan bulan sebelumnya,” seru Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Azka Subhan Aminurridho.
Kenaikan IKK juga didorong oleh membaiknya Indeks Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini tercatat sebesar 101,00, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang berada di angka 98,17. Hal ini juga tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Desember 2021, tercatat sebesar 162,33, meningkat dari 161,33 pada bulan sebelumnya.
Selain itu, berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Kota Malang, perkembangan harga pada Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Sejumlah harga komoditas bahan pokok di Kota Malang mulai merangkak naik, di antaranya cabai rawit, telur, minyak goreng dan gula pasir.
PIHPS merupakan aplikasi berbasis web yang menyediakan informasi harga 10 komoditas pangan yang memiliki kontribusi signifikan. Dalam pembentukan angka inflasi (strategis) berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
“Harga cabai rawit saat ini meningkat sebesar Rp39 ribu per kilogram atau meningkat 86,67 persen dibandingkan harga pada 1 Desember 2021,” bebernya.
Menurut Azka, melonjaknya harga cabai di wilayah Kota Malang didorong oleh terjadinya curah hujan tinggi, sehingga menyebabkan tanaman cabai rusak/busuk. Hal ini mengganggu jumlah pasokan cabai di tengah meningkatnya permintaan pada momentum Nataru.
Selain itu, kejadian erupsi Gunung Semeru pada beberapa pekan lalu juga berdampak pada tanaman cabai, akibat abu vulknaik yang merusak tanaman cabai. Sebagai informasi, wilayah Lumajang yang terdampak berat erupsi Gunung Semeru merupakan salah satu pemasok cabai untuk wilayah Kota Malang.
Selanjutnya, komoditas telur ayam ras juga terpantau mengalami peningkatan harga sebesar Rp9 ribu per kilogram atau meningkat 42,86% dibandingkan harga pada 1 Desember 2021. Memasuki Nataru pasokan telur terpantau berkurang, karena pasokan telur juga didistribusikan ke luar wilayah Malang.
“Menurut peternak telur, harga telur naik juga dipicu oleh proyek Program Keluarga Harapan (PKH) – Program Sembako Dinas Sosial. Dimana pada bulan ini melakukan penambahan penyerapan kebutuhan sebanyak 2-4 kali (biasanya dilakukan sebulan sekali),” bebernya.
Selain itu, peningkatan harga telur ayam ras juga didorong oleh terjadinya koreksi harga menuju ke harga normal. Setelah mengalami penurunan harga selama beberapa bulan terakhir.
Komoditas lainnya yang mengalami kenaikan adalah minyak goreng juga mengalami peningkatan sudah hampir dua bulan. Adapun harga saat ini telah meningkat sebesar 14,39% sejak 1 November 2021. Kenaikan ini dipengaruhi oleh terjadinya kekurangan pasokan akibat krisis energi di negara China dan India.
“Kenaikan turut mengakselerasi laju peningkatan harga minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dunia. Sehingga mendorong pengusaha CPO tanah air untuk melakukan ekspor CPO,” terangnya.
Peningkatan harga komoditas juga terpantau pada komoditas gula pasir yang saat ini meningkat sebesar 4,17% sejak 10 Desember 2021. Hal ini dikarenakan permintaan pasar meningkat seiring peningkatan pada komoditas telur guna pembuatan aneka makanan, seperti kue kering untuk menyambut Nataru. Di sisi lain, pasokan gula terpantau menurun akibat berakhirnya musim giling pabrik gula sejak bulan November 2021.
Menyikapi fenomena ini, Bank Indonesia senantiasa bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah serta stakeholders terkait. Untuk memperkuat lumbung pangan daerah dan pemantauan ketersediaan stok komoditas pangan strategis melalui forum TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah).
Hal ini dilakukan, antara lain melalui penyelenggaraan High Level Meeting (HLM) yang bertujuan untuk mengidentifkasi komoditi utama penyebab inflasi. Dan menentukan kebijakan serta strategi stabilitasi harga, seperti sidak pasar dan pasar murah. Selain itu, penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) juga perlu ditingkatkan, untuk menjamin stabilitas harga dan kesinambungan pasokan.
“Peran inovasi digital khususnya di bidang pengolahan hasil pertanian juga dapat terus ditingkatkan, agar mampu menciptakan nilai tambah produk,” imbuhnya.
Selanjutnya, Bank Indonesia Malang tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga. Serta konsisten dalam mengarahkan ekspektasi inflasi melalui program-program TPID. Guna mengendalikan inflasi tahun 2022 sesuai kisaran targetnya sebesar 3,0 persen ± 1 persen. (jaz/rhd)
Baca juga:
- Indonesia Bungkam China 1-0 di GBK, Jaga Asa Lolos ke Babak Keempat
- Dokter AY Segera Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Pelecehan Seksual
- Wali Kota Batu dan Ketua TP PKK Takziah ke Kediaman Adelia Savitri Beri Bantuan Beasiswa Kuliah
- Wali Kota Batu Lantik Dewas & Direksi Perumdam Among Tirto Masa Bhakti 2025-2030
- PPPK Kabupaten Malang Kini Terima Gaji Melalui BPR Artha Kanjuruhan