Malang, SERU.co.id – Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,41 pada Mei 2021. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, tercatat seluruh kota mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,41 persen; diikuti Kota Surabaya sebesar 0,33 persen; Banyuwangi sebesar 0,27 persen; Kota Malang sebesar 0,14 persen; Kota Kediri sebesar 0,13 persen; Jember sebesar 0,11 persen; Kota Probolinggo 0,10 persen; dan Kota Madiun sebesar 0,05 persen.
“Kenaikan sebagian besar komoditas barang dan jasa selama bulan Mei 2021, disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan/permintaan masyarakat akan sejumlah barang dan jasa. Peningkatan permintaan ini disebabkan oleh perilaku masyarakat yang lebih konsumtif, terutama selama Ramadan dan Idul Fitri,” beber Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini..
Erny mencontohkan budaya masyarakat, seperti menyiapkan makanan dan minuman yang lebih spesial sebagai hidangan berbuka saat Ramadhan dan Idul Fitri; menggunakan pakaian baru saat berlebaran; dan budaya mengunjungi keluarga/mudik ketika Idul Fitri, turut berkontribusi terhadap inflasi bulan Mei 2021 Kota Malang.
“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian indeks kelompok pengeluaran,” ungkap Kepala BPS Kota Malang mandataris, Erny Fatma Setyoharini.
Kelompok pengeluaran itu, lanjut Erny, di antaranya kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,68 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin sebesar 0,67 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,65 persen; dan kelompok transportasi sebesar 0,34 persen.
Dilanjutkan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,11 persen; kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,05 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen.
Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi, di antaranya kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar sebesar 0,01 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,82 persen.
“Sementara kelompok dengan indeks stabil adalah kelompok penyediaan makanan dan minuman sebesar dan kelompok pendidikan,” imbuh mantan Kepala BPS Kota Blitar ini.
Sepuluh komoditas teratas yang memberikan andil terbesar inflasi pada Mei 2021, adalah daging ayam ras, baju muslim wanita, rokok kretek filter, emas perhiasan, angkutan udara, mangga, buah naga, jeruk, sabun detergen bubuk, dan ayam hidup.
Pada Mei 2021, dari 11 kelompok pengeluaran, 7 kelompok memberikan andil/sumbangan inflasi, 2 kelompok memberikan andil/sumbangan deflasi, dan 2 kelompok tidak memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi.
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi, di antaranya kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,68 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin sebesar 0,67 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,65 persen; kelompok transportasi sebesar 0,34 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,11 persen; kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,05 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen.
Tingkat inflasi tahun kalender Mei 2021 sebesar 0,37 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2021 terhadap Mei 2020) sebesar 1,35 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2020 dan 2019 masing-masing sebesar 0,44 persen dan 1,27 persen. Serta tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Mei 2020 terhadap Mei 2019 dan Mei 2019 terhadap Mei 2018, masing-masing sebesar 0,78 persen dan 2,81 persen. (rhd)
Baca juga:
- Seorang Lansia di Tumpang Tewas Terbakar di Dalam Rumahnya
- Gaji ke-13 untuk ASN dan Pensiunan Cair Mulai 2 Juni 2025
- Harga BBM di Shell, BP, Vivo dan Pertamina Kompak Turun Mulai 1 Juni 2025
- Babinsa Kedungkandang Bersama Warga Kerja Bakti Bersihkan Saluran Air
- Kemenkes Imbau Masyarakat Waspadai Lonjakan Covid-19 di Asia