Sah, 19 Desa Kota Batu Resmi Menyandang Desa Mandiri

Penandatanganan Berita Acara IDM di Kecamatan Junrejo. (ws2) - Sah, 19 Desa Kota Batu Resmi Menyandang Desa Mandiri
Penandatanganan Berita Acara IDM di Kecamatan Junrejo. (ws2)

Batu, SERU.co.id – Digebernya pembangunan infrastruktur di Kota Batu selama ini, akhirnya membuahkan seluruh desa di kota wisata ini menyandang status Desa Mandiri.

Hal ini dibuktikan bertambahnya empat desa di Kecamatan Junrejo, berganti status menjadi desa mandiri, sejak Jumat (16/4/2021) lalu.

Bacaan Lainnya

“Yang masih tertinggal memang masih di kawasan Kecamatan Junrejo, yakni Desa Torongrejo, Desa Beji, Desa Pendem, dan Desa Tlekung. Alhamdulillah sejak nilai Indeks Desa Membangun (IDM) naik diatas 0,8, maka bisa menjadi desa mandiri,” tutur Camat Junrejo Dian Saraswati, saat diwawancarai pasca acara Penandatanganan Berita Acara IDM, Selasa  (20/4/2021) siang.

Ia juga menerangkan, adanya perubahan status di empat desa tersebut, membuat seluruh desa se-Kota Batu menjadi Desa Mandiri. Mengingat sebelumnya hanya 15 desa yang menyandang desa mandiri dari 19 desa yang ada.

Lebih lanjut, Dian menerangkan, peningkatan IDM tersebut dikarenakan meningkatnya beberapa fasilitas di Kota Batu. Termasuk banyaknya pembangunan infrastruktur yang digalakkan dalam kurun beberapa waktu terakhir.

Ia mencontohkan, dari segi kesehatan seluruh masyarakat Kota Batu telah terjamin. Dikarenakan adanya bidan desa dan posyandu yang mudah diakses oleh tiap-tiap desa. Serta biaya yang ditanggung oleh Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD), maupun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

“Selain itu, peningkatan keanggotaan BPJS yang juga terus naik secara signifikan. Dan ketika masyarakat tak mampu membayar, maka telah dicover oleh (Dana Bagi Hasil Cukai dan Tembakau (DBHCT). Meskipun harus turun menjadi kelas 3,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, adanya peningkatan status ini, maka tiap-tiap desa bisa mempercepat penyerapan anggaran DD dan ADD. Dari yang biasanya turun sebanyak tiga termin dengan prosentase 40 persen termin pertama, 40 persen termin kedua, dan 20 persen termin ketiga. Kini menjadi dua termin saja, dengan prosentase 60 persen termin pertama dan 40 persen termin kedua.

Dian juga menambahkan, adanya percepatan penyerapan anggaran DD dan ADD, juga bisa menggali potensi desa yang belum sempat tersentuh.

“Pendampingan tentunya juga menjadi lebih intens dari Kemendes yang telah menunjuk pendamping desa. Baik dari tingkat kota maupun tingkat desa,” tutupnya.

Sementara itu, Pendamping Desa Tingkat Kota En Has Meditiawan menerangkan, terjadi peningkatan skor IDM di Desa Torongrejo yakni dengan skor 0,81, untuk Desa Beji kini memiliki skor 0,86, untuk Desa Pendem memiliki skor 0,82, dan untuk Desa Tlekung memiliki skor 0,83.

“IDM ini terbagi menjadi tiga sub indikator, yakni Indeks Lingkungan (IKL), Indeks Sosial (IKS), dan IKE (Indeks Ekonomi). Torongrejo sendiri naik dari sisi IKL, seperti adanya fasilitas kesehatan yang memang mudah dijangkau oleh masyarakat,” tutur Tiawan, sapaannya.

Tiawan melanjutkan, untuk Desa Pendem meningkat secara signifikan dari sisi IKE yakni adanya pasar yang berkembang. Lalu jasa ekspedisi yang mulai menjamah kawasan tersebut. Untuk Desa Beji sendiri juga meningkat dari sisi IKS, yakni kawasan yang memiliki persiapan mitigasi bencana.

“Lalu untuk perkembangan di Desa Tlekung, naik dari sisi IKS yakni penambahan anggota BPJS secara signifikan. Serta kegiatan kesenian yang mulai banyak dilakukan,” tandasnya. (ws2/rhd)

disclaimer

Pos terkait