Malang, SERU.co.id – Trauma psikis pasti dialami oleh korban pasca gempa yang terjadi di Malang Selatan. Untuk meringankan beban psikis anak-anak yang rentan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengambil peran dan menghibur korban yang terdampak.
Salah satu Tim Mobil KaCa UMM, Nurul Hamidah menuturkan, berangkat ke salah satu lokasi yaitu Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Agenda hiburan bagi anak-anak dengan bercerita kisah dan bermain ini merupakan bagian dari rangkaian program UMM Ramadan Berbagi.
“Tentu kami berharap hiburan yang kami sediakan bisa membuat anak-anak kembali ceria seperti biasanya,” seru Nurul Hamidah.
Anak-anak yang datang terlihat antusias saat Mobil KaCa datang. Beberapa terlihat sibuk memilih buku. Sementara lainnya asyik melihat satu dua tayangan di layar. Usai membaca buku, mereka juga diajak untuk mengikuti kisah Momo dan Jojo.

Tidak ketinggalan permainan-permainan, seperti Rangku Alu, Hulahup serta memindahkan bola dengan tali, juga membuat mereka asyik. Dengan bermain, anak-anak minimal berangsur-angsur membaik secara psikologisnya.
Sementara Ketua RT 04 RW 04 Desa Pamotan, Sugeng Isdianto menjelaskan, usai gempa, anak-anak terlihat murung dan sedih. Tidak jarang mereka menangis dan bingung akan situasi yang terjadi. Untungnya banyak bantuan datang dan menghibur. Isdianto juga merasa senang saat melihat anak-anak kembali ceria dan bahagia saat Mobil KaCa datang.
“Bahagia rasanya melihat mereka kembali ketawa-ketawa. Semoga bisa segera membaik dan beraktifitas seperti sedia kala,” bebernya.
Baca Juga :
- Polinema Sembelih 7 Sapi dan 6 Kambing, Bagikan 600 Paket Daging Kurban
- UMM Terapkan Green and Halal Kurban Istikamah 5 Tahun Bebas Sampah Plastik
- UM Sabet Juara Umum Kedua di POMPROV Jatim 2025 dengan Torehan 97 Medali
- 35 Siswa Dinyatakan Lulus Program Vokasi TJSL PLN Bersama Skariga
- Soal Penahanan Ijazah, Kepsek SMKN 2 Bagor Tegaskan Bukan Karena Tunggakan, Tapi Prosedur Cap Tiga Jari
Hal senada diungkapkan salah satu orang tua anak, Sinta Oktavia mengungkapkan, anak-anak masih trauma dengan bencana gempa yang terjadi. Mereka mudah panik dan menangis. Meski begitu, ia sangat senang ketika tim bantuan dari berbagai pihak datang dan menghibur mereka.
“Kegiatan-kegiatan seperti ini penting sekali bagi anak-anak. Terutama mereka yang berusia di bawah 5 tahun. Berbagai hiburan yang ada juga bisa membantu melupakan memori-memori buruk yang dialami beberapa waktu lalu. Semoga mereka bisa kembali ceria,” pungkas Sinta. (ws1/rhd)