Banyak Mendapatkan Keluhan Harga Padi Anjlok, Politisi Gerindra Terjun Langsung Ke Lapangan

Banyak Mendapatkan Keluhan Harga Padi Anjlok, Politisi Gerindra Terjun Langsung Ke Lapangan
Banyak Mendapatkan Keluhan Harga Padi Anjlok, Politisi Gerindra Terjun Langsung Ke Lapangan

Lamongan, SERU.co.id – Banyaknya keluhan masyarakat petani terkait anjloknya harga padi, membuat Anshori anggota Dewan Perwakilan Rakyak Daerah (DPRD) Fraksi Gerindra terjun langsung ke lapangan Desa Baturono Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan.

Anshori menyampaikan dihadapan awak media “ya mas, tadi kita turun ke desa baturono, menemui dan dialog dengan para petani di desa baturono, para petani banyak mengalami kerugian musim panen ini, para petani menyampaikan keluhannya antara lain; ” Minggu (14/3/2021)

Bacaan Lainnya

Pertama, terkait hama tikus pada waktu awal tanam, mereka sampai tanam 2-3 kali akibat hama tikus, mereka berharap ke depan waktu musim tanam para petani bisa mendapatkan bantuan bibit dan obat-obatan serta ada kehadiran pemerintah di tengah- petani untuk menangani hama tikus yang tiap tahun terjadi.

Kedua, waktu awal musim tanam, mereka berharap tidak ada kelangkaan pupuk seperti kemarin, mereka berharap pupuk SP-36 peruntukannya tidak hanya untuk petani tambak tetapi juga petani padi.

Ketiga, harga padi yang anjlok musim panen ini, para petani menyampaikan harga padi kalau panen pakai mesin perontok (Dos) hanya 3500-3600, dan untuk combi hanya 3700-3800, mereka berharap harga padi bisa stabil antara 4200-4300. Mereka menyampaikan mengalami kerugian akibat harga padi anjlok dan naiknya harga pupuk.

Lebih lanjut Anshori Alumnus UIN Jakarta ini menyatakan, kita terjun langsung ini ingin mendengarkan dan memastikan langsung keluhan masyarakat. Hasil dari dialog dengan petani baturono ini akan kita sampaikan dalam rapat dengar pendapat, selain data-data yang disampaikan masyarakat melalui medsos maupun data yang sudah ada.

Banyak Mendapatkan Keluhan Harga Padi Anjlok, Politisi Gerindra Terjun Langsung Ke Lapangan

Selain itu, Anshori sekretaris komisi B DPRD Lamongan ke depan berharap pemerintah daerah bisa mengatasi problem yang di rasakan petani saat ini. “Kita berharap Bulog, pemerintah daerah segera bisa menyelesaikan masalah yang di alami para petani, jangan sampai hama tikus, kelangkaan pupuk pada masa tanam, dan anjloknya harga padi terjadi lagi, jangan sampai para petani beralih ke pekerjaan lain karena pertanian di anggap tidak menguntungkan, padahal kabupaten Lamongan di harapkan pemerintah pusat tetap sebagai lumbung pangan nasional, karena saat ini produksi padi Lamongan tertinggi di Jatim dan nomer tiga se-Indonesia.

Kalau persoalan yang di alami petani ini tidak segera di atasi dan tidak ada keberpihakan pemerintah pada petani, maka buat apa produksi padai meningkat dan jadi lumbung pangan nasional kalau petani merugi tegas Anshori mantan Sekjend JARNAS HAM.

Adapaun terkait pemerintah pusat yang mau Impor beras, Anshori Wakil ketua DPC Partai Gerindra ini menolak keras impor beras “impor beras 1 juta ton belum di perlukan karna kebutuhan pangan nasional tahun 2021 di perkirakan 31-32 juta ton, dan produksi dalam negeri tahun 2021 di perkirakan 30 juta ton serta sisa stock tahun 2020 masih ada 6 juta ton artinya kesedian pangan nasional masih lebih 4-5 juta ton, kondisi seperti ini tentu tidak memerlukan impor, apalagi Lamongan tiap tahun surplus mas,” jelasnya.

Impor beras tentu akan membawa dampak pada rusaknya harga padi di tingkatan petani, hari ini baru pembahasan impor beras aja, tapi dampaknya udah di rasakan para petani yaitu anjloknya harga padi yang di alami para petani Lamongan dan sekitarnya. Kita berharap rencana pemerintah pusat impor beras di batalkan, kalau tetap di laksanakan, dampaknya bagi warga Lamongan tentu sangat besar, karena mayoritas masyarakat Lamongan petani.

Lebih lanjut Anshori menyampaikan, komisi B kmarin udah sidak ke Bulog, besok senin akan kita tindaklanjuti dengan rapat dengar pendapat dengan Bulog, mitra kerja Bulog, satker dan OPD terkait. Semoga besok ada solusi terbaik untuk mengatasi persoalan yang di hadapi para petani, terutama terkait anjloknya harga padi. (Fiq)

disclaimer

Pos terkait