Lebih 70 Persen Lulusan Ma Chung Terserap Kerja Sebelum Wisuda

• Wisuda 329 mahasiswa, terbanyak sejak 2011

Kota Malang, SERU

Baca Lainnya

Usai meraih peringkat ke-53 secara nasional dalam 100 Perguruan Tinggi Non-Vokasi (PTN-PTS) Terbaik 2019, Universitas Ma Chung (UMC) terus menunjukkan tajinya dalam peningkatan kualitas pendidikan. Lebih dari 70 persen dari  329 lulusan mahasiswa yang turut wisuda angkatan ke-9, Sabtu (7/9/2019), tercatat telah memiliki status bekerja, baik bekerja pada perusahaan maupun wirausaha.

Tentunya, torehan output dan outcome tersebut sangat baik untuk ukuran PTS non vokasi. ”Universitas Ma Chung memiliki komitmen untuk dapat mencetak pemimpin-pemimpin masa depan. Kami berupaya mewujudkan komitmen kami dengan target masa tunggu lulusan 0 bulan. Dan kami ingin menjawab keraguan dengan prestasi,” seru Rektor Universitas Ma Chung, Assoc Prof Murpin Josua Sembiring, SE, MSi, sembari menambahkan berdasarkan torehan tersebut, menempatkan UMC pada peringkat ke-12 di Jawa Timur dan peringkat ke-4 di Kota Malang, setelah UB, UM, dan UMM.

Rektor Universitas Ma Chung, Assoc Prof Murpin Josua Sembiring, SE, MSi, mewisuda salah satu lulusan. (rhd)

Disebutkan pria yang menjabat Rektor UMC awal Juli lalu, berdasarkan data Exit Survey Pusat Karir dan Alumni Universitas Ma Chung, tercatat 78 persen wisudawan telah memiliki status bekerja, membuka usaha, atau studi lanjut. “Rata-rata 4 bulan sebelum wisuda, mahasiswa telah memilliki tempat berkarya. Data tersebut untuk tingkat universitas, karena tiap fakultas angkanya terpaut tipis. Secara keseluruhan lebih dari 70 persen,” papar Murpin, sapaan akrab mantan Rektor Universitas Widya Kartika Surabaya ini, sembari menambahkan jumlah wisudawan tahun ini terbanyak sejak 2011, mengingat ada empat prodi yang berdiri tahun 2015 juga diwisuda.

Sebut saja, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dimana 79 persen telah memiliki status bekerja, membuka usaha dan studi lanjut. Terbagi bekerja 67 persen, membuka usaha 7 persen, dan studi lanjut 5 persen. Sementara Fakultas Bahasa dan Seni, tercatat 86 persen telah memiliki status bekerja, membuka usaha, atau studi lanjut. Terbagi bekerja 75,4 persen dan studi lanjut 6,2 persen. Sedangkan Fakultas Sains dan Teknologi, tercatat 73 persen telah memiliki status bekerja, membuka usaha, atau studi lanjut. Terbagi bekerja 51,1 persen dan studi lanjut 18,7 persen.

“Catatan output dan outcome Ma Chung sangat baik, makanya rankingnya jauh meningkat. Karena pola penilaian Kemenristekdikti diubah dengan menitikberatkan pada kedua hal itu. Gambaran awal kualitasnya sudah jelas, tidak mengejar kuantitas. Pesan saya terus dijaga dan pertahankan idealismenya,” ungkap Sekretaris L2DIKTI Wilayah VII, Dr Widyo Winarso MPd, kepada SERU.co.id.

Capaian tersebut, menurut Winarso, tentunya membanggakan L2DIKTI Wilayah VII diantara 14 wilayah lainnya. Pasalnya, tahun ini ada 18 perguruan tinggi di wilayah VII masuk 100 besar. Salah satunya Universitas Ma Chung, diantara 330-an PTS di Jawa Timur. “Jika dibuat pembanding, misal wilayah III ada 23 perguruan tinggi terakreditasi A. Sementara wilayah VII hanya ada 7 perguruan tinggi terakreditasi A. Namun tahun ini, justru ada 18 perguruan tinggi di wilayah VII masuk 100 besar. Artinya standar mutu di Jawa Timur lebih baik,” seru Winarso.

Para wisudawan-wisudawati Universitas Ma Chung. (rhd)

Berdasarkan rekam jejak angkatan-angkatan sebelumnya, lulusan Universitas Ma Chung terserap sepenuhnya di dunia kerja, bisnis, dan ada pula yang melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. “Saya memiliki beberapa partner bisnis yang menerima lulusan Universitas Ma Chung dalam perusahaan mereka, dan mereka sangat puas dengan kinerja anak-anak Ma Chung. Lulusannya diminati oleh banyak perusahaan besar,” ungkap Soegeng Hendarto,  salah satu pendiri Universitas Ma Chung, sekaligus pebisnis sukses bidang perkapalan internasional.

Beberapa universitas tujuan lulusan melanjutkan studi, di antaranya Chiang Mai University (Thailand), Osaka Universitay dan Shizuoka University (Jepang), Seneca College, University of New South Wales (Australia), Zhejiang Normal University (Tiongkok), dan berbagai universitas terkemuka di Indonesia, seperti Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, dan lain sebagainya. (rhd)


Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *