Malang, SERU.co.id – Meski diberlakukan syarat rapid antigen saat memasuki beberapa wilayah di Indonesia. Namun tak menutup kemungkinan prediksi akan ada lonjakan kasus Covid-19, pasca libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021. Bisa jadi sepekan dua pekan ke depan.
Pasalnya, liburan nataru ini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur dan keluar kota, seperti ke Jakarta, Jawa Tengah hingga Bali. Sementara aturan larangan WNA masuk ke Indonesia per 1 Januari, mengantisipasi virus covid-19 jenis baru, justru bobol sebelum tanggal tersebut.
“Prediksinya, seminggu dua minggu lagi mungkin akan naik lagi kasus Covid-19 ini,” seru dr Holipah, PhD, Epidemolog Universitas Brawijaya (UB) Malang.
Saat nataru di Malang terlihat sepi akibat pengetatan wisatawan wajib berbekal surat keterangan rapid antigen. Namun kemungkinan warga Malang yang bepergian ke luar kota, sekembalinya justru dikhawatirkan menjadi carrier (pembawa virus, red)
“Kebijakan pemerintah sudah tepat, namun dalam pelaksanaannya tidak demikian. Sehingga kesadaran beberapa masyarakat untuk menahan diri tidak berlibur atau bepergian juga rendah. Covid ini belum selesai, jadi jangan pernah bosan mematuhi protokol kesehatan demi diri sendiri, keluarga dan teman kita,” tegas Holipah.
Epidemolog ini menyarankan, bagi masyarakat yang usai bepergian atau liburan, agar kembali melakukan test Covid-19 atau isolasi mandiri sebelum melakukan aktivitas sehari-hari. Jika perlu melakukan pekerjaan dari rumah.
Meski diakuinya, adanya pembatasan akan berdampak pada perekonomian. Namun perlu ketegasan pemerintah menggandeng tokoh masyarakat untuk memaksa masyarakat menjadikan protokol kesehatan sebagai kebiasaan dan gaya hidup baru.
“Jika masyarakat mau kompak menahan diri 2-3 minggu, mungkin kasus Covid-19 akan menurun dan perekonomian juga akan menggeliat. Kita kan inginnya normal lagi, tapi kalau tidak ada kesadaran bersama ya tidak akan selesai-selesai,” tegasnya.
Meski akan ada vaksin yang diberikan, lanjutnya, namun keefektifannya belum jelas. Mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 4M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, menjadi kunci preventif.
“Prinsipnya, dimana ada kerumunan pasti nanti akan ada peningkatan kasus. Karena itu sudah menjadi hukumnya Covid-19. Ini belum puncak lo, masih akan naik terus. Prediksi detailnya masih belum bisa dibaca,” cetusnya.
Sekedar informasi, Data Satgas Covid-19 di Kota Malang per Senin (4/1/2021) menunjukkan penambahan konfirmasi positif 49 orang dari total 3.879 pasien, dengan status 4 meninggal dari total 383 orang, sembuh 50 orang dari total 3.160 orang, dan pemantauan berkurang 5 dari total 336 orang.
Sementara suspek total 4.495 orang, dengan status Isolasi RS 374 orang, Isolasi Rumah 121 orang, meninggal dunia 101 orang, dan discarded (sembuh) 3.899 orang. (rhd)