ODGJ Ditemukan Tewas di Antara Bebatuan dan Tumpukan Sampah Sungai Dampit

ODGJ Ditemukan Tewas di Antara Bebatuan dan Tumpukan Sampah Sungai Dampit
Proses evakuasi tubuh korban yang telah meninggal dunia dari Sungai Dampit. (ist)

Malang, SERU.co.id – Seorang pria dengan gangguan jiwa (ODGJ) bernama Khumaidi (48), warga Desa Dadapan, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, ditemukan tewas di aliran sungai yang dipenuhi bebatuan dan tumpukan sampah. Lokasi penemuan berada di Dusun Sukorejo, Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.

Kapolsek Dampit, AKP Ahmad Taufik, membenarkan bahwa jenazah tersebut merupakan Khumaidi, seorang pria dengan gangguan jiwa sejak kecil yang tinggal bersama saudaranya di Kecamatan Wajak.

Bacaan Lainnya

“Korban sering pergi dari rumah selama beberapa hari. Kalau pergi jauh bisa sampai dua minggu, tapi kalau dekat biasanya pulang. Sehari-hari sering keliling, main layangan, ke pasar, atau memancing,” terang Taufik saat dikonfirmasi SERU.co.id, Senin (14/7/2025).

Kronologi penemuan mayat bermula ketika seorang warga, Hasib, asal Desa Kepatihan, Kecamatan Tirtoyudo, tengah menanam bibit kopi di kebun yang tak jauh dari lokasi kejadian. Ia mencium bau busuk menyengat dari arah sungai.

“Karena curiga, saksi mencari sumber bau dan menemukan sepasang kaki manusia di antara tumpukan sampah di atas bebatuan,” ungkap Taufik.

Sontak, Hasib langsung melapor kepada Kepala Dusun Sukorejo. Laporan tersebut kemudian diteruskan ke Polsek Dampit dan Puskesmas Dampit.Saat pertama ditemukan, korban tidak membawa identitas diri. Kondisi jenazah sudah dalam fase pembusukan, wajah tak lagi bisa dikenali, dan sidik jari mengalami pengelupasan.

“Tinggi korban sekitar 160 cm. Saat ditemukan mengenakan kaos dalam bermotif batik merah marun, serta kaos luar warna hitam bertuliskan ‘Bantengan Malang’. Di lengan kiri terdapat gelang karet, ciri khas ODGJ,” jelas Taufik.

Pihak kepolisian memastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, baik dari benda tajam maupun benda tumpul.

“Keluarga korban menolak dilakukan otopsi dan memilih membawa jenazah langsung ke rumah duka untuk dimakamkan setelah perawatan jenazah di RSSA Malang,” pungkasnya. (wul/ono)

disclaimer

Pos terkait