Kisah Inspiratif Arif Setyo Budi, Kaki Palsu dan JNE Malang Sat Set Tanpa Batas

Kisah Inspiratif Arif Setyo Budi, Kaki Palsu dan JNE Malang Sat Set Tanpa Batas
Kapten Persama, Arif Setyo Budi menerima tropi juara 1 Kapolresta Malang Kota Cup 2025 dari Wali Kota Malang. (rhd)

Kaki Palsu Solusi Amputasi Diabetes dan Kecelakaan

Kehilangan bagian tubuh akibat kecelakaan, diabetes, kelainan anatomi tubuh maupun cacat merupakan hal yang sulit diterima seseorang. Bahkan cenderung mengalami depresi lantaran menganggap tak sempurna dan tak bisa melakukan aktivitas normal.

“Bagiku, kaki palsu sempat menjadi harapan meski harganya mahal, namun ternyata tak bisa. Lantaran kaki palsu hanya bisa digunakan untuk kaki yang diamputasi separuh betis maupun separuh paha, karena separuhnya sebagai penopang. Kalau aku sampai pangkal paha atas, jadi tidak ada bagian tubuh yang bisa jadi penopang,” ungkap Arif.

Bacaan Lainnya
Kaki Palsu Solusi Rehabilitasi Medis Amputasi Diabetes dan Kecelakaan
Fajar Bagus Setyawan menyetel salah satu kaki palsu, dan beberapa produk rehab medis lainnya. (rhd)

Dalam dunia Ortotik Prostetik (pembuatan alat bantu dan alat ganti anggota gerak), menjadi solusi bagi disabilitas karena amputasi. Baik amputasi diabetes, kecelakaan dan cacat sejak lahir, dengan bantuan kaki palsu, tangan palsu dan rehabilitasi medis lainnya. Dengan memiliki alat bantu seolah nampak normal, setidaknya mampu membuat seseorang kembali bahagia.

Owner CV Andrew Setyawan, Fajar Bagus Setyawan STr OP mengatakan, kasus seseorang kehilangan anggota tubuh itu karena beberapa faktor. Sebagian besar (70-80 persen) pasien yang dirujuk ke perusahaannya untuk dibuatkan kaki palsu dan tangan palsu, karena diabetes dan harus diamputasi. Sisanya karena kecelakaan atau cacat sejak lahir.

“Pastinya, kebanyakan orang yang kehilangan anggota tubuh mengalami depresi dan putus asa, butuh dukungan dari keluarga. Meski pihak rumah sakit dan dokter sudah memberikan motivasi, alasan dan lainnya, agar pasien mau diamputasi demi keselamatan jiwanya. Tapi ketika kami sudah mulai mengukur, ketakutan dan minder itu kadang muncul kembali,” ucap Bagus, sapaan Alumni Poltekkes Surakarta tahun 2016 jurusan Ortotik Prostetik ini.

Beragam item rehab medis produk CV Andrew Setyawan. (rhd)
Beragam item rehab medis produk CV Andrew Setyawan. (rhd)

Disebutkannya, perusahaan yang didirikan pada tahun 2020 ini, menerima beragam pesanan berdasarkan rujukan dokter rehab medis melalui rumah sakit yang telah bekerjasama. Mulai pembuatan kaki palsu, tangan palsu, alat bantu scoliosis, alat bantu tumbuh kembang dan lainnya.

“Ada ratusan item, kebanyakan kustom kaki palsu menyesuaikan ukuran kebutuhan pasien. Setiap pasien itu memiliki kebutuhan dan ukuran yang berbeda-beda. Misalnya kaki palsu, berapa ketinggian dan lebar penopangnya setelah diamputasi,” kata pengusaha yang memiliki tagline filosofi usaha ‘Keterbatasan bukan alasan untuk berhenti melangkah.’

Usai menerima rujukan dari rumah sakit, timnya mendatangi pasien untuk melakukan pengukuran, pengepasan dan pemasangan. Namun ada juga pasien yang datang langsung ke kantor, selain memudahkan pengukuran dan pemasangan, serta pelayanan ortotik prostetik. Seperti melatih pasien berjalan usai menggunakan kali palsu, atau pelayanan pemasangan alat scoliosis pada bagian tubuh pasien yang tertutup.

“Alhamdulillah, kami memiliki workshop dan kantor sendiri di Malang sebagai pusat. Dan kantor lainnya yang tersebar di Jakarta, Klaten, Serang, Surabaya dan Lumajang,” jelas Bagus, ditemui SERU.co.id di kantor pusat yang berada di kawasan Buring, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

Khusus pasien karena diabetes, pihaknya menggunakan bahan yang sangat aman dan tidak menyebabkan pasien terluka. Karena pasien diabetes jika mengalami luka akan beresiko lama dalam penyembuhannya. Sehingga perlakuan untuk pasien diabetes itu harus ekstra hati-hati, dengan bahan tambahan lebih aman dan nyaman.

“Terkait bahan yang digunakan, kami sudah menggunakan bahan standar yang telah diatur dalam UU Kesehatan. Meski secara garis besar standar bahannya sama, kami tetap memperhatikan faktor lain, agar tidak beresiko pada organ bagian tubuh lainnya. Seperti saraf, iritasi kulit, tulang dan lainnya,” terang pria kelahiran Klaten, 3 Agustus 1992, yang tergabung dalam organisasi IOPI (Ikatan Ortotik Prostetik Indonesia).

Mengingat barang yang diproduksi berdimensi agak besar, berat, dan mahal, Bagus memilih ekspedisi yang bisa dipercaya. Sebab pengalaman ongkos ekspedisi murah, namun barang yang dikirim ternyata hilang, Bagus lebih memilih ongkos sedikit mahal tapi sampai.

“Sebenarnya ada banyak pilihan, dari pengalaman, saya memilih JNE untuk luar pulau, karena aman dan bisa tepat waktu. Untuk wilayah Jawa Timur, kadang lebih cepat sampai dari prediksi,” ungkap Bagus.

disclaimer

Pos terkait