Teheran, SERU.co.id – Ketegangan memuncak di kawasan Timur Tengah usai Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara terhadap sejumlah fasilitas nuklir utama Iran. Pihak Iran menyatakan siap bertempur dengan kekuatan dan keberanian dengan AS. Bahkan sekutu Iran kelompok Houthi di Yaman mengumumkan pencabutan gencatan senjata dengan AS.
Komandan Tertinggi Angkatan Darat Iran, Mayor Jenderal Amir Hatami memperingatkan, negaranya akan memberikan respons keras terhadap agresi AS tersebut.
“Sepanjang sejarah kami telah berhadapan dengan Amerika berkali-kali. Setiap kali mereka mencoba menyerang kami, mereka mendapat balasan kuat. Kami akan bertempur dengan kekuatan dan keberanian,” seru Hatami, Senin (23/6/2025).
Peringatan serupa juga datang dari lingkaran dalam Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Penasihatnya, Ali Akbar Velayati menyatakan, seluruh pangkalan militer AS di kawasan kini menjadi target sah bagi Iran.
“Setiap negara di wilayah tersebut atau di tempat lain yang digunakan oleh pasukan Amerika untuk menyerang Iran. Maka akan dianggap sebagai target sah bagi angkatan bersenjata kami,” tegas Velayati, dikutip dari IRNA.
Velayati juga menuding AS telah menyerang jantung dunia Islam. Ia memperingatkan, AS harus bersiap menghadapi konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki.
Tak hanya itu, sekutu Iran, kelompok Houthi di Yaman mengumumkan, pencabutan gencatan senjata dengan AS. Kelompok ini bahkan menyatakan, akan kembali menargetkan kapal-kapal Amerika di Laut Merah.
“Segala bentuk perjanjian dengan musuh akan gugur bila mereka menyerang Iran. Serangan terhadap fasilitas Fordo, Natanz dan Isfahan sebagai agresi terang-terangan terhadap dunia Islam,” tulis pernyataan Houthi.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi, pasukan AS telah menghantam tiga situs nuklir utama Iran. Yakni Fordo, Natanz dan Isfahan, dimana diyakini menjadi inti dari program pengayaan uranium Iran. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan, operasi tersebut tidak menargetkan rakyat atau militer Iran. Namun bertujuan untuk menghancurkan potensi ancaman nuklir. (aan/mzm)